Beby berdiri di tepi sungai, mengawasi air sungai yang mengalir, lalu menatap benda yang terombang-ambing di permukaan air, benda itu hanyut mengikuti arus air. Haruskah ia seperti benda itu? Mengikuti arus kehidupan kemanapun mengalir. Aska yang duduk di sisi kaki Beby, mendongakkan wajah, menatap wajah Beby. “Beb!” Panggilan itu membuyarkan pikiran Beby. Ia menoleh pada Aska yang duduk di atas rumput kecil yang terhampar di tepi sungai. Aska melipat kaki dan melingkarkan lengan tangan pada kaki yang dilipat. “Sini!” Aska menarik tangan Beby hingga gadis itu terhempas duduk di sisinya. “Kamu mau kan nikah sama aku? Demi anak di kandunganmu.” Beby diam saja. Hanya menoleh dan menatap sekilas ke wajah Aska. Lalu ia memalingkan wajah ke samping. “Jangan terlalu panjang memikirkan a