Evening Coffee and Denial

1557 Words

Bukit Bintang. Menyuguhkan pemandangan indah seperti yang Arjun katakan sebelumnya. Pria itu bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Membuat Amaya tak henti-hentinya mengulas senyum saking bahagianya bisa melihat pemandangan seindah ini. Gemerlap kota di malam hari terlihat jelas dari atas sini. Lampu-lampu kota bak kunang-kunang karena tempat Amaya dan Arjun duduk mengopi berada di salah satu kafe yang cukup tinggi. Amaya tidak mengeluh sedikitpun meski berjalan kaki untuk bisa sampai di kafe ini. Semua terbayar sudah oleh suguhan pemandangan malam yang amat indah. Meski hawa disini cukup dingin sampai beberapa kali Amaya memeluk tubuhnya sendiri seraya mengusap-usap kedua lengannya. Setidaknya itu dapat mengurangi sedikit masalah kedinginannya ini. Saat Amaya sibuk sendiri me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD