bc

GET INTO A TRAP

book_age16+
427
FOLLOW
4.1K
READ
revenge
counterattack
powerful
dare to love and hate
tragedy
twisted
bxg
serious
scary
ambitious
like
intro-logo
Blurb

Zevanya, gadis muda yatim - piatu terpaksa harus bekerja menjadi asisten rumah tangga demi menafkai kedua adiknya yang masih kecil setelah kematian orang tuanya yang sangat tragis. Namun, siapa sangka ternyata tempatnya bekerja adalah rumah pemimpin geng sindikat kejahatan. Setelah mengetahui rahasia berdarah dan gelap dirumah itu, Zevanya ingin berhenti bekerja dan melarikan diri tetapi usahanya gagal setelah anak pimpinan itu yang bernama Devanka si pria tampan yang kejam tahu.

Devanka memberikan 2 pilihan untuk Zevanya yaitu jika Zevanya mau menjaga rahasia dan tetap bekerja dirumahnya maka dia akan membiarkan Zevanya hidup tetapi jika Zevanya masih ingin berhenti bekerja maka dia harus siap mati.

Akhirnya, Zevanya memutuskan untuk tetap bekerja demi adiknya, namun mulai hari itu hidupnya menjadi sebuah mimpi buruk karena dia terus saja dipantau oleh Devanka dan terkadang mendapat siksaan jika dia melakukan kesalahan.

" Silet ini akan memberikan sayatan setiap kamu melakukan sebuah kesalahan! " ancaman itu selalu Devanka keluarkan kepada Zevanya tanpa merasa iba.

Kalian sudah siap membaca cerita menegangkan dan penuh teka - teki ini?

chap-preview
Free preview
- PROLOG -
Malam semakin larut, hujan turun semakin deras bersamaan dengan bunyi petir menggelegar menambah kesan mengerikan ditengah malam yang sunyi sepi. Ada rasa khawatir yang menyelimuti Zevanya atau biasa dipanggil Zee, seorang gadis yang kini berdiri di dekat jendela rumahnya, ia melihat ke arah luar seperti sedang menanti kedatangan seseorang.   “ Mamah… papah. Kalian kemana? Kok, jam segini belum pulang? “ Ucap Zevanya dengan raut wajah ketakutan karena orang tuanya belum juga pulang sudah jam dua belas malam.   Tiba – tiba ada seseorang berlarian menggunakan payung masuk ke halaman rumahnya, lalu mendekati pintu masuk. Zevanya dapat melihat jelas seorang perempuan yang tak asing baginya kini mengetuk pintu rumahnya dengan kencang dan terburu – buru.   “ Zee!! Zee!! Buka pintunya! “ Teriak wanita itu dengan suara ketakutan. Zevanya segera membuka pintu.   “ Ada apa tante Maya? “ Zevanya jadi ikut panik.   “ Cepat berkemas dan bawa kedua adikmu pergi dari sini! “ tegas Maya.   “ Ta—tapi kenapa, tante? “   “ CEPAT ZEE!!! “ Nada bicara Maya sedikit meninggi karena dia sangat cemas.   “ O—oke! “ akhirnya Zevanya berlari ke kamar adiknya lebih dulu untuk membangunkan mereka. Maya pun juga ikut membantu Zevanya mengemas barang – barang yang penting saja.   “ Ninis…Neo… ayo bangun, dek. Kita harus segera pergi! “ Zevanya terus membangunkan kedua adiknya yang masih kecil.   “ Ada apa kak? Ninis masih ngantuk. “ Ninis bicara sambil menguap.   “ Iya kak? Ada apa? “ Neo ikut kebingungan.   “ Ayo cepat keluar!!! “ teriak Maya.   Mereka bertiga segera keluar kamar. Secepat kilat Zevanya mengemas barang – barang miliknya setelah itu berlarian keluar rumah bersama tante dan kedua adiknya menuju mobil yang terparkir didepan rumah Zevanya dalam keadaan hujan – hujanan.   “ Tante, sebenarnya ada apa? “ Zevanya terus bertanya – tanya.   “ Nanti tante jelasin! Ayo kalian semua masuk. “ Perintah Maya. Di dalam mobil ternyata ada suaminya Maya yaitu Adam.   “ Om Adam? “ Zevanya terkejut karena dia fikir Maya hanya sendirian saja.   “ Ayo kita pergi dari sini! “ Adam segera melajukan mobilnya secepat kilat untuk menjauh dari sana.   Selama perjalanan menuju suatu tempat, keadaan di dalam mobil hening dan mencekam membuat Zevanya semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi.   “ Tante? tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? dan kemana kita akan pergi? Gimana dengan mamah dan papah Zee? “   “ Kamu tenang dulu ya, Zee. “   Sampainya di suatu tempat, yaitu sebuah apartemen yang terlihat seperti bangunan sudah agak tua, mereka pun segera turun dan masuk ke dalam apartemen itu. Maya dan Adam membantu Zevanya membawa barang – barang menuju lantai 15.   Maya membawa kedua keponakannya itu ke kamar nomor 425.   “ Ayo masuk. “ Setelah Maya membuka kamar itu, ia segera masuk bersama yang lainnya.   “ Kamar ini milik tante? “ tanya Zevanya sambil meletakan beberapa barang bawaannya. Dia melihat apartemen itu terdapat 2 kamar,  ruang tengah, 1 kamar mandi dan dapur yang tidak terlalu besar.   “ Kamar ini punya orang tua kalian. “ Jawab Adam.   “ Apa? sejak kapan mamah dan papah punya salah satu kamar di apartemen? “ Zevanya nampak terheran – heran, pasalnya orang tua Zevanya tidak pernah berbicara tentang apartemen sedikit pun.   “ Iya, kenapa kita tidak tahu? “ sahut Neo.   “ Apa mamah dan papah ada disini juga? “ Ninis ikut bertanya.   Maya mengelus kepala Ninis dan Neo bergantian sambil tersenyum miris. “ Kalian berdua tidur aja ya, sudah malam. Ayo tante antar ke kamar kalian. “   “ Baiklah, tante. “ Mereka berdua menurut saja digiring Maya menuju kamar dan membiarkan kedua keponakannya itu tidur.   Maya kembali ke ruang tengah.   “ Tante, tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? “ Zevanya semakin tak mengerti dengan keadaan saat ini.   “ Zee, apa yang akan tante katakan saat ini mungkin akan membuat kamu sangat sedih. “ Mata maya jadi berkaca – kaca. “ Kamu harus tegar ya! “   “ Ada apa, tante? “   “ Zee, ke dua orang tua kamu sudah meninggal! “ jelas Maya dengan suara gemetar bersamaan air mata yang menetes. Bagaimana Maya tidak sedih? Ibunya Zevanya, Liliana adalah kakaknya Maya dan ayahnya Zevanya, Romi adalah sahabat dekatnya. Secara tidak langsung Maya kehilangan dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya.   “ BOHONG!!! “ Zevanya yang tadinya duduk langsung berdiri. Dia menatap Adam dan Maya secara bergantian. “ Kalian pasti lagi bohongin Zee, kan? “ Ungkapnya dengan kedua bola mata yang sudah tergenang air.   “ Benar apa yang tante kamu katakan, Zee. “ Adam berusaha merangkul Zevanya untuk duduk kembali. “ Kamu duduk dulu biar kami jelaskan. “   “ Tante, tolong katakan bahwa apa yang tadi tante ucapkan adalah sebuah kebohongan! “ Seru Zevanya yang masih tak terima.   “ Tante tidak berbohong, Zee! “   “ Yaudah kalau gitu kasih tau aku dimana mayat mamah dan papah! “ ucap Zevanya setengah berteriak. “ Kasih tau aku sekarang juga! Zee mau lihat sendiri! “   “ Gak bisa, Zee. “ Adam berlutut di hadapan Zevanya, lalu menggenggam kedua tangan gadis itu yang kini terasa dingin. “ Sehari sebelum kejadian, kedua orang tua kamu sudah berpesan kepada om dan tante. “   “ Apa yang mereka katakan? “   “ Mereka bilang, jika sampai jam sembilan malam mereka tidak memberi kabar ke om dan tante, itu artinya mereka sudah tidak bernyawa. “  Jelas Adam yang tidak bisa Zevanya terima karena tak masuk akal.   “ Bagaimana jika mereka sebenarnya lupa memberi kabar kepada kalian berdua dan ternyata mamah dan papah masih hidup? “ tanya Zevanya sambil menangis.   “ Ya, kami fikir juga seperti itu. Lalu, sekitar jam 10 malam tadi tante dapat telefon dan ternyata itu dari ibu kamu. Saat di telefon, Liliana bicara kalau mereka sedang dalam bahaya dan meminta agar kami berdua segera menyusul dan membawa kamu, Ninis dan Neo pergi dari rumah itu! “ Jelas Maya.   “ Mereka sudah menyiapkan tempat ini sejak lama karena takut hal seperti saat ini akan terjadi dan sekarang ketakutan yang mereka khawatirkan benar terjadi. Untungnya, Liliana dan Romi sudah membeli 1 unit apartemen ini untuk melindungi kalian karena mamah dan papah kalian takut jika orang yang membunuh mereka juga akan membunuh kamu dan kedua adikmu. “ Terang Maya panjang lebar.   “ Zee gak ngerti kenapa hal rumit seperti ini terjadi sama keluarga kita! Apa yang menyebabkan mamah dan papah di bunuh, tante? Lalu, kenapa mereka juga akan membunuh Zee, Ninis dan Neo? “   “ Mereka akan membunuh seluruh keturunan kedua orang tua kalian juga atas kesalahan yang orang tua kalian perbuat! “ Jelas Adam.   “ Apa kesalahan mamah dan papah? “ tanya Zevanya lagi.   Adam dan Maya terdiam saling bertatapan beberapa saat, sebelum akhirnya bersuara.   “ Zee, kamu harus mengikhlaskan kepergian kedua orang tuamu. “ Ungkap Maya mengalihkan pembicaraan, ia tak menjelaskan secara detail apa masalah yang sebenarnya terjadi.   “ Jadi, mamah dan papah beneran sudah meninggal? “ Tanya Zevanya dengan tatapan kosong namun terus menitikan air mata.   “ Iya, Zee. Kamu yang sabar ya, sayang. “ Maya langsung memeluk erat keponakannya dengan penuh kasih sayang.   “ Kamu masih punya om dan tante yang sangat menyayangi kamu. “ Adam berdiri, dia mengelus pucuk kepala Zevanya dengan tatapan kesedihan melihat gadis berusia 21 tahun ditinggal kedua orang tuanya dan harus mengurus kedua adiknya.   “ Apa tante dan om akan tinggal disini juga? “   “ Tidak, Zee. Kalau kita berdua tinggal disini, nanti tempat persembunyian kalian berdua akan ketahuan. “ Jawab Maya.   “ Apa mereka juga kenal om dan tante? “   “ Ya, mereka juga mengenal kami. Tapi, kamu tenang saja. Kita berdua akan menyembunyikan keberadaan kalian saat ini. “ Jawab Adam.   “ Oh, iya. Ini ada beberapa peninggalan dari kedua orang tua kalian yang dititipkan kepada tante. “ Maya menyerahkan kotak yang berisi perhiasan milik Liliana dan kartu ATM beserta PIN nya kepada Zevanya. “ Kalau kamu butuh apa – apa, hubungi tante Maya atau om Adam ya? nanti kita bantu. “   “ Kita berdua juga akan kunjungi kalian lagi meskipun tidak bisa setiap hari karena untuk menghindari resiko ketahuan dimana tempat tinggal kalian. “ Sahut Adam.   Zevanya hanya mengangguk lemas.   “ Yaudah, kamu jaga diri baik – baik, ya? Tolong pastikan ponselmu aktif terus, biar tante bisa tau kabar kalian. “   Maya dan Adam segera keluar apartemen dengan langkah tak tega meninggalkan keponakannya yang masih dalam keadaan bersedih.   “ Selalu konci pintu dan jangan biarkan orang asing masuk ya? “ kata Adam sambil mengelus pipi gadis yang terlihat sangat rapuh saat ini.   “ Bye, sayang. “ Maya menciup pipi Zevanya sekilas, setelah itu bergegas pergi dengan langkah terburu – buru.   Zevanya mengunci pintu, lalu ia bersandar dibalik pintu dan saat itu juga dia menangis sejadi – jadinya.   “ Mamah…Papah…” Ucapnya lirih sambil menjatuhkan tubuhnya terduduk di lantai. Nafasnya mendadak terasa sesak dan hatinya bagai tersayat – sayat ditinggalkan oleh orang tuanya yang sangat dia sayangi.   Pantas saja ketika dirumah dia merasa sangat gelisah menunggu kepulangan orang tuanya, ternyata saat itu kedua orang tuanya sudah meninggal dan tak mungkin kembali kerumah untuk berkumpul bersama anak – anaknya lagi.   Mulai hari itu, Zevanya akan tinggal di apartemen dan memulai hidup baru tanpa kedua orang tuanya yang pasti akan terasa sangat berat.   Zevanya merasa sangat kacau, apalagi setelah mengetahui orang tuanya meninggal dalam keadaan yang tak wajar yaitu dibunuh orang dan ditambah lagi dia tidak diberi kesempatan melihat mereka untuk terakhir kalinya. Dia ingin mengakhiri hidupnya agar bisa bertemu ibu dan ayahnya, namun Zevanya mengurungkan niatnya setelah mengingat bahwa dia masih memiliki kedua adik yang pastinya akan sangat membutuhkan dirinya.   “ Aku harus tetap hidup demi Ninis dan Neo!!! “ Ucap Zevanya menguatkan dirinya yang sebenarnya sangat hancur dalam kesedihan. **

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Devil Billionaire

read
94.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

My Secret Little Wife

read
97.9K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook