"apa Rico tahu mbak?" "Aku belum menghubunginya dek, aku bingung." Gia menatap Anggika, mereka sedang menghabiskan waktu sore di halaman belakang rumah. "Kenapa mbak?" "Aku menghubungkan semua kejadian yang terjadi padamu dek, bukankah berarti orangtua kita tidak akur dengan orang tua Rico, apa mereka masih menerimaku sebagai calon menantu mereka?" Ucap Anggika menerawang. "Tapi cepat atau lambat mereka harus tau kan mbak." "Iya sih, tapi..." "Mbak benci ya sama bapak dan ibu?" Tanya Gia. "Bukan begitu dek, mbak hanya..." Gia kemudian berlutut di hadapan Anggika membuat Anggika terkejut. "Kamu ngapain dek, ayo berdiri." "Maafkan bapak dan ibu ya mbak, bukan maksud mereka untuk membuang mbak, mbak tahu alasan sebenarnya kan, mereka hanya ingin kebahagiaan memiliki anak juga dir

