47. Terstruktur dan rapi.

1142 Words

"Sudahi marah-marahnya, nanti kamu gak sembuh-sembuh," ucap Eci memijat tangan kanan Kukuh. Sedangkan tangan kiri Kukuh sedang dipasangkan infus lagi. Perawat yang bertugas memasang infus sungguh takut dengan Kukuh yang terus menatapnya tajam. Sudah lima menit dia memegang tangan kukuh tapi tidak kunjung menyuntikkan jarum di pembuluh darah Kukuh. "Kamu kenapa gak selesai-selesai masangnya?" sentak Kukuh dengan kencang.  "Bapak jangan tegang, nanti pembuluh darahnya bisa pecah!" ucap perawat itu dengan tersenyum simpul.  "Saya gak tegang ini!" jawab Kukuh nyolot.  "Nah itu marah-marah kan. Kalau bapak marah, urat syaraf bapak tegang semua. Kalau disuntik bisa pecah pembuluhnya. Sekarang yang rileks biar cepat selesai!"  Kukuh menghela napanya, perasaan dia sudah tenang dan biasa saja.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD