Scandal 1
“Ah, please don’t’ stop!”
“Kamu suka, Rose?”
“Ya, ini nikmat sekali. Sepertinya aku tidak mau berhenti melakukannya.”
Mata Rose mengerjap-ngerjap, menelan ludah kasar mengingat akan apa yang pernah terjadi padanya empat tahun silam. Kejadian yang membuat hidupnya hancur. Menyandang status janda setelah satu hari menjadi istri dari Marvin. Tidak, bahkan belum genap satu hari dia harus menyandang status janda, setelah Marvin menceraikannya begitu saja karena skandal videonya dengan seorang pria asing ditayangkan di hari pernikahannya.
Tak ingin mengingat kenangan buruk yang pernah menimpanya, wanita itu berbalik badan, berlari cepat meninggalkan sosok pria yang tanpa sengaja ditemuinya sore ini ketika dia keluar dari sebuah minimarket.
“Tunggu!” Suara baritone seorang pria tak Rosalia hiraukan.
Namun, cekalan pada pergelangan tangannya yang membuat Rosalia pada akhirnya menghentikan langkah.
Menolehkan kepala, kedua netranya saling beradu dengan pria itu.
“Kamu Rose, kan? Masih ingat aku?” tanya pria misterius itu dengan tatapan lekat.
Rosalia menggeleng cepat dengan tubuh yang sedikit bergetar. Dia ketakutan melihat sosok di depannya. Dia tidak salah ingat dan tidak salah lihat, jika pria yang ada di depannya kini adalah sosok yang telah memporak-porandakan hidupnya empat tahun silam.
“Lepas, tolong lepas,” mohon Rosalia sembari meloloskan diri dari cengkeraman pria itu.
“Aku ingin bicara sebentar,” kata pria itu, tak membiarkan Rosalia lolos dari cengkeramannya.
“Tidak.” Rosalia kembali menggelengkan kepalanya. “Tidak ada yang perlu kita bicarakan, jadi tolong lepaskan aku, atau aku akan teriak,” ancaman Rosalia terdengar sangat lemah karena suaranya yang bergetar menahan tangis.
“Jadi kamu benar Rose. Kenapa kamu bisa ada di kota ini?” tanya pria misterius itu penasaran.
“Lepas! Atau aku akan teriak sekarang juga.” Lagi-lagi Rosalia mengancam. Kali ini dengan suaranya yang bergetar.
Dengan terpaksa pria itu mengabulkan permintaan Rosalia. Tatapannya masih lekat pada wanita itu disertai rasa penasaran yang menggunung, mengapa Rosalia bisa berada di kota ini.
“Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!” pinta Rosalia, lagi-lagi dengan suara bergetar.
Rosalia kembali berlari, menjauh dari pria yang menjadi pemeran di video panas mereka. Pria yang tak diketahui namanya. Pria yang tak diketahui dari mana datangnya, hingga muncul video panas mereka yang ditayangkan di hari pernikahannya dengan Marvin.
Tangis Rosalia kian berderai, begitu dia tiba di kamar indekosnya. Keping demi keping masa lalunya kembali bermunculan dengan jelas. Pertemuannya dengan pria bermata elang barusan, membuatnya seolah ditarik mundur ke masa lalu. Memaksanya, memutar kembali memori peristiwa kelam yang telah menghancurkan seluruh mimpinya.
….
4 tahun yang lalu
Layar besar yang seharusnya menampilkan video perjalanan cinta sepasang mempelai, kini justru menampilkan video tak senonoh dari si mempelai wanita dengan seorang pria misterius. Seluruh pasang mata menyorot terkejut dan penasaran pada video yang terputar itu.
Sementara Rosalia—sosok yang ada di video tersebut begitu terkejut. Tubuhnya mematung di tempatnya dan dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Dia tak percaya jika malam itu ternyata dia tidak tidur sendiri, melainkan jutsru dengan pria yang entah siapa.
Bisik-bisik dari para tamu undangan pun tak terelakkan mengomentari video yang membuat heboh seluruh pasang mata di sana.
“Loh, itu si Rosa, kan? Dan itu suaranya bukan suara Marvin.”
“Iya, itu si Rosa. Wah kurang ajar ya dia, mau nikah malah selingkuh.”
“Iya, kasihan ya Marvin dan keluarganya. Si Rosa bener-bener gila sih.”
“Nggak nyangka kalau Rosa ternyata murahan sekali.”
“Iya, murahan.”
Berbagai komentar negatif pun terdengar memenuhi ballroom hotel tersebut. Semuanya tidak percaya dengan tayangan video yang berputar di depan sana. Tidak menyangka jika mempelai perempuan telah berselingkuh hingga melakukan tindakan tidak senonoh seperti di video.
“Nak, katakan kalau itu bukan kamu? Ayo, katakan!” kata seorang wanita paruh baya kepada wanita muda berpakaian pengantin yang saat ini tengah menangis.
Rosalia hanya bisa menggelengkan kepala pada ibundanya itu. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia bahkan tidak tahu mengapa dia bisa berada di hotel tersebut, terlebih sosok pria yang telah merenggut kesuciannya itu. Dia sama sekali tidak mengenalinya.
“Ros, aku benar-benar nggak nyangka kamu akan melakukan ini sama aku,” ucap seorang pria bernama Marvin yang merupakan pengantin pria.
“Sayang, aku nggak tahu kenapa itu bisa sampai terjadi.” Rosalia menggeleng bingung kenapa bisa sampai terjadi hal memalukan seperti yang di video itu. Dia tidak bisa mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.
“Kamu benar-benar kurang ajar, Rosa!” Ibu dari Marvin menghampiri menantunya itu dengan tatapan nyalang. “Saya benar-benar nggak nyangka ternyata kamu semurahan ini, Rosalia!” Lalu wanita yang mengenakan banyak perhiasan itu menampar Rosalia dengan sekuat tenaga.
“Ampun, Ma. Ampun. Rosa bisa jelasin itu semua.” Rosalia memohon sembari menangis pada calon ibu mertuanya itu.
“Mau jelasin apa kamu? Sudah jelas kamu lagi main kuda-kudaan sama laki-laki selingkuhan kamu itu. Kamu mau jelasin apa? Kamu mau jelasin kalau kamu keenakan? Iya?!” teriak Ibunda dari Marvin itu dengan penuh amarah.
“Ma, Rosa nggak tahu laki-laki itu siapa.” Rosalia berusaha menjelaskan. Tangisnya telah berderai membasahi kedua sisi pipinya. “Rosa juga nggak tahu kenapa bisa terjadi hal kayak gitu. Rosa nggak bisa ingat dengan jelas waktu kejadian itu, Ma. Semuanya, saya benar-benar tidak tahu kenapa bisa sampai terjadi hal seperti yang di video itu.” Rosalia menatap pada seluruh pasang mata yang sedari tadi menatapnya penuh tanda tanya. Juga pada orang tuanya yang menatapnya penuh kecewa. Dia sangat berharap sekali jika semua orang percaya jika dirinya tidak menduakan Marvin.
“Sudah lah, Ros, akui saja semuanya, kalau kamu memang selingkuh dari Marvin.” Salah satu keluarga Marvin berbicara.
“Batalin aja pernikahannya.” Salah satu dari mereka memberi usul.
“Iya, batalin aja, Vin, mumpung baru pesta. Dari pada kamu nyesel nantinya.” Imbuh yang lainnya.
Seketika Rosalia menatap Marvin dengan tatapan memohon, berharap Marvinnya tidak mengabulkan permintaan para saudaranya itu.
Tanpa diduga, Marvin justru menarik lengan Rosalia dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Hanya ada mereka berdua di sana. Marvin mengunci pintunya dan berjalan mondar-mandir dengan penuh frustrasi. Pria itu juga benar-benar syok. Rasa sakit hatinya mungkin tak seberapa karena Rosalia telah mengkhianatinya. Tetapi perasaan malunya sungguh luar puasa. Rosalia telah mempermalukan dia dan keluarganya di hadapan banyak orang. Harga dirinya telah diinjak-injak oleh gadis yang telah dipacarinya selama 10 tahun itu.
“Vin, kamu percaya sama aku, kan?” tanya Rosalia setelah sekian lama diam menyaksikan Marvin yang berjalan ke sana ke sini. Dia sangat berharap Marvin mempercayainya, jika dia tidak selingkuh.
“Aku nggak tahu, Ros. Tapi video itu benar-benar nyata. Aku tahu bentuk tubuh kamu seperti apa, juga suara kamu. Itu semua nggak mungkin cuma editan.” Marvin menatap wanita yang baru diperistrinya beberapa jam yang lalu itu dengan perasaan kecewa.
“Tapi, aku benar-benar nggak ingat malam itu, Vin. Aku sama sekali nggak tahu dan nggak ingat laki-laki itu siapa. Aku bahkan nggak tahu kenapa hal itu bisa sampai terjadi.” Rosalia berusaha menjelaskan dengan suara terbata.
Rosalia berusaha menyentuh tubuh Marvin, namun pria itu menghindar dengan cepat. Tentu saja hal itu membuat Rosalia kecewa dan sangat sedih.
“Vin, aku udah nggak boleh sentuh kamu lagi? Iya?” tanya Rosalia dengan perasaan teramat sedih.
“Sorry, Ros. Aku nggak bisa.” Marvin menjauh dan menatap Rosalia dalam. “Aku sayang sama kamu, tapi video tadi benar-benar membuatku malu dan kecewa, Ros.”
“Vin, aku minta maaf, aku akan buktikan kalau aku nggak pernah selingkuh dari kamu.” Rosalia memelas pada suaminya itu.
“Selingkuh atau tidak, tubuh kamu tetap sudah disentuh oleh pria lain, Ros. Dan aku nggak bisa menerima kamu yang sudah kotor seperti ini,” kata Marvin begitu teganya.
“Vin, kamu bilang apa? A—aku kotor?” Rosalia merasa sangat sedih dengan sebutan yang dilontarkan Marvin untuknya.
“Lalu apa sebutan yang cocok buat kamu? Kamu memang sudah kotor, Ros. Aku bahkan belum pernah sejauh itu melakukannya, tapi kamu justru melakukannya dengan laki-laki lain.”
“Tapi, Vin, aku benar-benar nggak tahu siapa pria itu.” Rosalia masih berusaha meyakinkan Marvin.
“Aku nggak peduli, Ros. Aku kecewa sama kamu dan malu. Sekarang lebih baik kita sudahi saja semuanya. Pernikahan dibatalkan. Kita bercerai saat ini juga,” putus Marvin yang membuat Rosalia benar-benar kecewa.
Rosalia tak menyerah, dia berusaha mengejar Marvin dan meyakinkan pria itu. “Vin tunggu dulu, kamu harus bantu aku cari tahu semuanya.”
“Sorry, Ros, aku benar-benar sudah kecewa sama kamu. Pernikahan kita sampai di sini saja,” putus Marvin mengabaikan permintaan Rosalia begitu saja, karena dia sudah amat sangat kecewa.
“Vin, tapi kamu nggak bisa tinggalin aku gitu aja. Vin, Marvin, tunggu.” Rosalia meraung, memelas, namun Marvin tak mempedulikannya lagi.
Bersambung