Bab Dua Puluh

1094 Words

Sepulang kerja, teman satu ruangan menjenguk Ciara. Mereka semua kaget, mendengar berita operasi Ciara. Sejak datang tadi, Lili dan Andin tak berhenti menangis. Mereka berdua merasa bersalah, karna tak bisa menyadari kondisi Ciara kemarin. "Aku ga pa-pa. Beneran, deh." Meski sudah berkata seperti itu. Nyatanya, tetap tak bisa membuat Lili dan Andin berhenti menangis. "Mbak Cia sering sakit, emangnya?" tanya Andin, di sela isak tangisnya. "Lumayan, sih. Cuma aku pikir, itu nyeri biasa aja." Ciara masih lemah. Tapi kondisinya lebih baik dari kemarin. "Untung mas Evan liat kondisi kamu, Ci. Kalau engga. Entah gimana kamu nanti." Andin mengangguk, menyetujui ucapan Lili. Ciara sendiri merasa amat bersyukur, karna Evan mau bersusah payah mencarinya. Andai saat itu Evan langsung pulang tan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD