Di lain tempat, tepatnya di suatu Restauran ternama di Jakarta. Davis sedang duduk menunggu kedatangan tamu yang sangat spesial untuknya, Davis memang sedang berjanji untuk bertemu dengan seseorang yang tak lain adalah Hendrawan, namun sayang, bukanlah Hendrawan yang datang melainkan sosok anaknya. “Halo Tuan Davis?” sapa Alena beserta senyuman di wajahnya, Davis terlihat terkejut dengan kedatangan Alena. Tanpa permisi dan berkata apapun, Alena pun duduk di hadapan Davis. “Maaf Nona, mengapa dengan anda? Siapa yang mempersilahkan anda duduk di hadapan saya?” tanya Davis dengan wajah yang sangat ketus. Alena merengut, wajahnya terlihat menunjukkan rasa kecewa. Alena pun kembali berdiri dan hendak pergi dari hadapan Davis, “Sayang, kenapa kau pergi lagi?” tanya Hendrawan dari arah belakan

