Kedua lelaki yang duduknya tak jauh dari Tama pun ulai berbicara dengan serius. Tama meletakkan ponselnya dan mengheningkan suaranya sambil menikmat kue pie dan mendengarkan gibahan para lelaki yang terlihat alim itu. Mungkin keduanya adalah teman Kampus Nayla. "Gimana mahasiswa kamu yang namanya Nayla Maheswari? Sudah berhasil kamu dapatkan?" tanya Anton terkekeh. "Hmm ... Apa kamu sedang mengejekku? Ternyata sulit menaklukkan dia," jelas Rafi yang duduk tegak lalu menyeruput kopi di depannya. "Aku sudah kasih tahu kamu dari awal, Nayla itu susah untuk di dekati. Gak sembarangan. Aku aja sampai nyerah. Lima tahun, aku ngejar dia. Sampai aku ikut kelas dia, tapi apa? Dia hanya bilang, dia mau sendiri dan belum kepikiran untuk pacaran," ucap Anton terkekeh pelan Ia merutuki kebodohannya