Ketika Aura dan Hanum datang, pekerjaan pun dihentikan sejenak karena sudah memasuki waktu istirahat makan siang juga. Kotak-kotak makanan yang dibawakan Aura dan Hanum pun dibuka, terhirup aroma masakan yang begitu menggoda. Aneka lauk pauk tampak tersaji. Aura mengambil piring yang memang tersedia di ruko itu, sudah dibersihkan dan diletakkan dalam kotak khusus agar tidak terkena debu. Mereka menggelar tikar di tengah ruko. Barra tampak ikut berbaur dengan para tukang, sementara Hanum merapikan nasi dan menggeser lauk pauk untuk mereka semua. “Ayo silakan di makan, biar tenaganya kembali terisi,” ujar Aura sambil tersenyum hangat, menggeser kotak berisi ayam bumbu kuning yang dilengkapi dengan sambal terasi, juga ada sayur asam dan tempe yang hangat. “Terima kasih Bu Aura, Bu Hanum,”