22. Waktu Yang Salah

1530 Words

“Barra, jangan macam-macam, ah,” ucap Aura. Barra hanya tertawa. “Kenapa?” tanya Barra. “Sudah jalanin lagi mobilnya, nanti ada orang yang curiga,” ucap Aura mendelikkan matanya. Barra kembali melajukan mobilnya. “Kenapa enggak boleh macam-macam?” tanya Barra. “Ya enggak boleh lah, kita bukan siapa-siapa,” ucap Aura. “Tapi kita masih saling mencintai, Ra,” desah Barra seperti mengeram kecewa. “Barra,” panggil Aura. “Iya oke ... oke, enggak ke hotel,” tukas Barra. “Gitu dong,” ucap Aura, lalu tangannya terulur mengusap bibir Barra, “ada sisa lipstikku,” kekehnya. Barra memegang tangan Aura dan mengecupnya lembut, “jadi batas bolehnya sampai mana? Ciuman boleh kan?” Aura tampak menimbang, “jangan sering-sering,” ucapnya. “Cium leher boleh? d**a?” tanya Barra. “Barra,” geram Aura

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD