Part 1| New Day

1168 Words
Pagi yang cerah, matahari mulai menampakan sinarnya, pria tampan masih tertidur pulas, sesekali ia menggeliat saat sinar matahari mengenai wajahnya. Tokkk tokkk tokkk Ketukan pintu membuat pria tampan itu terusik tak lama suara seseorang dari luar kamar mulai terdengar. “Tuan barrack bangun ini sudah jam 6.10” ucap seseorang di luar kamar dengan sedikit berteriak. Pria tampan itu yang tak lain barrack mulai menerjapkan matanya. “Ck! Masih enak tidur juga ganggu aja!” decak barrack. “Iya bi aku udah bangun!” teriak barrack dari dalam kamar. Barrack pun turun dari kasur dan brjalan gontai menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian seragam sekolah dengan sedikit acak-acakan, ia bukan badboy! Tapi memang begitu kebiasaannya. Barrack mengambil tas sekolahnya yang berada dimeja belajarnya, lalu berjaln keluar kamar untuk menuju meja makan. Sesampai di meja makan ia segera mendaratkan bokongnya di kursi yang sudah sepasang dengan meja makan. “Silahkan dimakn tuan” ucap maid itu kepada barrack sambal menyondorkan nasi goreng dan langsung diterima oleh barrack. “Hmm, thanks” ucap barrack datar, dan langsung menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya. Tak lama gerry datang dengan pakaian ala kantor yang sudah sangat rapih. “Pagi tuan” sapa gerry. “Pagi ger” jawab barrack. “Anda ingin naik motor atau mobil?” tanya gerry. Ya! Semua peninggalan mobil sport dan motor sport biancca masih tersimpan rapih di garasi mansion. Terkadang barrack sering gunta ganti memakai mobil dan motor sport. Tetapi dirinya masih memiliki batas aturan dan tau diri, lagi pula ada satu mobil dan motor yang tak boleh ia pakai dari dulu. Entahlah, barrack pun tidak tau apa alasannya namun dirinya memaklumi dan tidak pernah menyentuh benda kesayangan mommynya. Barrack yang mendengar itu langsung melihat jam yang berada di pergelangan tanganya. “Kalo gitu gue berangkat duluan ger” pamit barrack pada gerry dengan terburu buru, pasalnya 20 menit lagi dirinya akan telat. Barrack langsung menyambar kunci mobil yang berada di dekat nya. “Hati hati tuan”ucap gerry. Barrack hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan meja makan menuju garasi. Sesampainya di garasi barrack langsung memasuki mobil Lamborghini Aventador SVJ Roaster keluaran terbaru miliknya. Ia langsung menyalakan mesin mobilnya lalu mengendarai menuju gerbang mansion yang selalu di jaga ketat. Entahlah, semenjak mommy nya meninggal mansion ini begitu di jaga ketat oleh para Bodyguard. Gerbang mansion terbuka barrack langsung menancapkan pedal gas mobilnya menuju sekolahnya. Mengendari di atas rata-rata dan langsung menginjak rem ketika lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Kini lampu merah berubah menjadi kuning setelah itu kembali berubah menjadi warna hijau, barrack langsung menancapkan kembali pedal gas. Dari mansion ke sekolah memang memakan waktu 30 menit jika mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Tetapi, barrack selalu sampai hanya dengan waktu 15 menit saja. Bagaimana tidak? Jika mengendari mobil saja seperti orang kesetanan. Ciittt … Ban mobil barrack berhenti mendadak ketika berada di jalan sepi dan ia menatap gadis yang sedang dihadapan mobilnya dengan mata tertutup rapat. Ya! Barrack hampir saja menabrak seorang gadis yang sedang menyebrang tidak melihat jalan. Barrack langsung keluar dari mobilnya lalu menghampiri gadis yang masih menutup matanya. “Are you okay?” tanya barrack sambil memegang bahu gadis itu, membuat gadis itu tersentak saat merasakan bahunya dipegang oleh seseorang. Perlahan gadis itu membuka matanya sambil memegangi dadanya. Gadis itu menatap barrack yang berada di hadapannya dengan wajah linglung. “Ya—I—im fine” ucap gadis itu dengan terbata bata. “Really?” tanya barrack memastikan lalu menatap gadis dihadapannya dari atas hingga bawah. Penampilan itu sungguh mengenaskan, dengan kaos yang kebesaran terlihat lusuh, celana jeans hitam yang kotor, sendal jepit yang sudah tak layak pakai. Walaupun, wajahnya cantik namun hanya saja keadaannya serta penapilannya yang membuat gadis itu terlihat seperti gembel. Barrack menatap mata coklat gadis itu, membuat hatinya sedikit menghangat. Gadis itu hanya bisa bersikap canggung. Barrack langsung menggenggam tangan gadis itu. “Gue rasa lo harus ikut sama gue dulu” ucap barrack. “Emm… Engga usah kak, maafin aku ya,,, gara gara aku kakak jadi terlambat ke sekolah, mungkin” ucap gadis itu dengan senyum tulus. Sambil mencoba melepas genggaman tangannya. Senyum itu! Senyum yang mampu membuat hatinya kembali menghangat. Barrack langsung menarik gadis itu dengan lembut walaupun ekspresinya tetap datar. Barrack membuka pintu mobil punumpang. “Masuk!” perintah barrack datar. Gadis itu hanya bisa diam lalu mengangguk menuruti perintah barrack. Setelah gadis itu duduk di kursi penumpang, barrack langsung menuju kursi pengemudi. Mesin mobil mulai menyala barrack langsung menutar balik arah jalan. Entah kenapa barrack ingin sekali membawa gadis disampingnya ini ke mansion. Di dalam mobil hanya ada keheningan, gadis itu menatap arah jalan dengan dahi yang menyerit bingung. Lalu menatap pria tampan yang sedang fokus menyetir di sampingnya. “Emm…maaf kak, kita mau kemana ya?” tanya gadis itu dengan nada yang bisa dibilang lembut. “Mansion” jawab barrack singkat, padat dan jelas. “Mansion siapa kak?” tanya gadis itu bingung. Barrack hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. “Aneh” gumam gadis itu. Barrack yang mendengar gumaman gadis disampingnya itu hanya bisa terkekeh dalam hati. “Bahkan sebelumnya kita engga saling kenal” cicit gadis itu. “Kode?” tanya barrack sambil menaikan sebelah alisnya. Gadis itu hanya bisa menyerit bingung. “Hah? Kode?” beo gadis itu. Barrack hanya diam tanpa menjawab sepatah kata, dirinya hanya fokus pada jalan. “Maksudnya kode apa ya kak?” tanya gadis itu yang masih belum paham. “Nama” ucap barrack singkat dan datar yang semakin membuat gadis disampingnya kebingungan. “Maksud nya, nama aku kak?” tanya gadis itu. Barrack hanya mengangguk dua kali sebagai jawaban. “Nama aku Amanda Cholline kak… Panggil aja manda” ucap gadis yang bernama amanda itu. Barrack kembali mengangguk tanpa harus mengeluarkan sedikit pun suara. Sedangkan. amanda menatap barrack dengan ragu. “Emm… Kalo aku boleh tau nama kakak siapa?” tanya amanda. Barrack melirik amanda dari ekor matanya. “Barrack” ucap barrack singkat, jelas dan padat. Tak terasa mobil sudah sampai di gerbang yang menjulang tinggi, barrack membunyikan klakson mobil hingga gerbang otomtis pun terbuka. Barrack memarkirkan mobilnya di halaman mansion kemudian mematikan mesin mobilnya. Sedangkan amanda sedari tadi manatap mansion mewah dan megah dengan tatapan kagum. “Keluar!” perintah barrack sambil membuka pintu mobil disampingnya. Amanda segera keluar dari mobil sport yang baru pertama kalinya ia tumpangi. Bodyguard yang menjaga segera membukakan pintu besar mansion. Barrack berjalan di depan, sedangkan amanda mengikuti dari belakang sambil menatap setiap arsitektur mansion mewah. “Eh.. Kak ini aku gpp ikut masuk kedalam?” tanya amanda yang baru sadar saat dirinya sudah berada di dalam mansion. ~~~ Disisi Lain… Di negara berbeda seseorang berjubah hitam sedang menatap fokus layar monitor sambil membelakangi orang orang yang sedang berbaris setengah lingkaran. “Bagaimana?” tanya orang itu dengan nada dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor. “Semua aman boss” ucap salah satu dari orang yang berada di dalam barisan. “Kerja bagus!” ucap orang itu sambil menyeringai puas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD