Helena berjalan dengan langkah cepat menuju lobi rumah sakit, rahangnya mengeras dan matanya penuh dengan amarah yang berusaha dia tahan. Saat sampai di luar rumah sakit, dia berhenti sejenak lalu menghela napas panjang. Setelah emosinya mulai stabil dia mengeluarkan ponsel dari tas Gucci berwarna coklat s**u.
Helena menekan nomor seseorang dengan cepat. Begitu sambungan terhubung, dia langsung berbicara tanpa basa-basi.
"Aku butuh bantuanmu. Temui aku di tempat biasa malam ini," katanya dengan nada dingin sebelum menutup telepon.
Karmila menetralkan napasnya yang memburu karena mengejarnya. "Helena, apa yang kamu rencanakan untuk menghancurkan perempuan rendahan itu?" tanyanya tajam.
Helena menoleh dengan mata yang penuh determinasi. "Tante, kita tidak bisa membiarkan mereka menan
