Vero menutup pintu dengan pelan setelah memastikan Lukas sudah pergi. Namun, bukannya menuju kamar untuk menenangkan diri, dia malah berbalik menatap ibunya dengan tatapan tajam yang jarang dia tunjukkan. "Ibu, kenapa harus bicara seperti itu sama dia?" tanya Vero dengan suara tegang menahan emosi. Namira menghela napas panjang, lalu melangkah ke sofa. Dia duduk dengan gerakan kaku, seolah pertanyaan sang putri adalah sebuah beban yang sudah lama dia simpan. Helaan napas berat dia keluarkan sebelum membuka suaranya. "Ibu cuma mau bilang apa yang harus dia dengar, Vero. Karena ketololan kamu yang menyerahkan tubuhmu sama pria itu, masa depanmu hancur. Jadi kenapa dia tak boleh mengetahui apa yang terjadi." Vero tersentak saat mendengarnya, matanya memanas dan pandangannya pun kabur. Tak