Nabila sudah memakai piama kimono pink dusty selutut ketika akhirnya seseorang menekan bel apartemennya dari luar. Berdebar-debar hati wanita itu seiring suhu tubuhnya yang juga langsung panas dingin, tapi bukan karena demam. Semua itu terjadi karena Nabila sudah sangat tidak sabar untuk menarik Fean ke dalam jebakannya, kemudian membuat pria itu menjadi miliknya untuk selama-lamanya. “Ternyata Fean datang lebih cepat dari perkiraan.” Tak ada satu jam dari pria itu menghubunginya, tepatnya. Kini, tak mau membuang-buang waktu apalagi malam juga makin larut, Nabila beranjak mundur dari cermin rias yang sedari awal menjadi saksi bisu persiapannya dalam menyambut Fean. Waktu seolah berputar menjadi lebih lambat hanya karena apa yang tengah Nabila lakukan. Nabila kesal dan merasa tak habis pi