102 : Tegar dan Ikhlas

1993 Words

Hening. Semua mata masih tertuju pada Lita, tanpa terkecuali. Gadis itu membeku setelah sebelumnya sempat terlihat kebingungan sekaligus syok. Ponsel yang menjadi bukti sang kekasih mencampakkannya pun dibiarkan terkapar di sebelah kaki kiri Arkana. Dalam diamnya, Lita berharap jika apa yang terjadi hanya mimpi. Ia hanya terlalu tersiksa akibat gigi gerahamnya yang bermasalah dan sampai melukai dinding pipi kanannya. Terlebih, kabar yang begitu mendadak kini teramat membuatnya terkejut sekaligus campur aduk. Lita yang merasa kebas sampai tidak bisa berpikir. Pikirannya seketika kosong dan dunianya mendadak berdengung tidak jelas, seolah ia juga mengalami masalah di indra pendengarannya. “Justin bilang mereka hanya bersahabat.” Lita bertutur sangat lirih, seiring tatapannya yang menyis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD