25. A Father’s Love Bayu menimang-nimang Adira sambil mengajaknya bicara banyak hal. Ia mulai berjualan sore hari, karena itu paginya masih bisa meluangkan waktu untuk membantu Firda mengurus Adira. Menjelang siang dia akan sibuk menyiapkan dagangan. Jumlah pelanggannya bertambah. Saat ini ia tak lagi berjualan dengan menggelar tenda, tapi sudah menyewa sebidang bangunan mini yang memang biasa disewakan untuk tempat makan kecil atau toko. Lokasinya masih di sekitar kampus, salah satu lokasi yang strategis untuk berjualan. Ada satu orang karyawan yang membantunya karena ia cukup keteteran jika mengerjakan sendiri. “Dede pingin jadi apa kalau udah besar?” Binar mata Adira bercahaya menatap senyum lebar sang ayah. Ia bahkan tersenyum dan berceloteh tak jelas, tapi terdengar begitu lucu.

