Perlahan mata Kyouko terbuka dan sesekali ia mengerjap. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit ruangan yang beberapa hari menemani tidurnya. “Kau sudah bangun?” Sebuah suara yang mengalun lembut membuat Kyouko menoleh. Dan yang ia lihat adalah sosok Rin yang berjalan ke arahnya dengan semangkuk bubur di atas nampan. Rin meletakkan nampan bubur itu ke atas meja samping tempat tidur kemudian menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Meraih kembali bubur yang sebelumnya ia letakkan di atas meja kemudian tersenyum pada Kyouko. “Makanlah selagi hangat,” serunya. Kyouko tersenyum kecil. Padahal di sini ia yang bertugas sebagai asisten, tapi Rin justru memperlakukannya sebaliknya. “Kenapa kau tertawa?” tanya Rin yang menyadari senyum kecil Kyouko. “Bukankah ini terbalik? Seharusnya aku

