Sang Penolong

1164 Words

“Tuhan … tolong aku!” lirih wanita itu sambil terus menapaki jalanan beraspal. “Aku harus kemana ya Tuhan,” lanjutnya. Selama berjalan di dalam keheningan malam, otaknya terus berpikir tujuan yang akan dia datangi. Akhirnya terbersit sebuah nama yang bisa menjadi tujuan pelariannya. “Mas Bara, ya aku harus ke apartemen Mas Bara,” ucapnya pada dirinya sendiri. Namun, dirinya kembali terlihat bimbang, mengingat jarak apartemen yang ingin dia tuju begitu jauh dari tempatnya saat ini. Tapi wanita itu tetap terus melangkahkan kakinya, dia tidak boleh berhenti, meskipun sedetik saja. Wanita itu takut jika suami kejamnya akan menemukannya sebelum dirinya sampai di apartemen Bara. Saat ini rasa Lelah tidak dia rasakan lagi. Rasa lelahnya telah tertimbun oleh rasa ketakutannya. Ya … sebesar itula

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD