Seorang gadis cantik bertubuh ramping dan berambut panjang, berlarian di sepanjang koridor Rumah Sakit Jiwa Dokter Heriadi Soeroso. Langkah kaki kurusnya dengan cepat menyusuri lorong demi lorong rumah sakit, hingga ia berhenti pada satu ruangan yang letaknya agak di ujung kamar-kamar pasien penderita gangguan jiwa lainnya. Ruang Murai sekilas mirip dengan ruang rawat inap pasien biasa. Hanya saja Ruang Murai ini dikhususkan untuk perawatan pasien skizofrenia. Makanya bentukan furniture-furniturenya relative curve, sehingga lebih aman bagi keseharian penderitanya yang sebagian besar memang selalu ingin menyakiti diri sendiri. Si gadis cantik dengan wajah penuh keringat dan napas tersengal-sengal, membuka pintu pengaman ruang Murai dengan tergesa-gesa. Air mata sang gadis langsung luruh se