Bima sampai di rumah mertuanya setelah berpikir dengan keras ke mana pertama kali dia akan mencari istrinya. Bima nemencet bel dengan tidak sabar. Ia yakin seratus persen kalau istrinya ada di sana. Pasalnya istrinya tidak mengenal siapa-siapa kecuali keluarganya. Sudah lama Bima memencet bel, tapi tidak kunjung ada yang membukanya. Walau dia menantu, tetap saja rasanya tidak sopan kalau dia melenggang masuk begitu saja. Suara langkah kaki tergopoh-gopoh menghampiri Bima. Bima menolehkan kepalanya dan melihat Pak Satpam yang tadi membukakan gerbang mendekat ke arahnya. “Maaf Mas Bima, Pak Akbir sama Bu Veve tidak ada di rumah, beliau keluar kota selama satu minggu. Tadi Lion sama Liana yang masuk ke dalam, mungkin mereka lagi tidur jadi tidak mendengar bunyi bel. Silahkan masuk saja!”