When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sudah seminggu Bima dan Liana tak bertegur sapa seusai putus. Begitupun dengan Kevin dan Keysa, tapi setiap hari Kevin akan uring-uringan karena merasa terabaikan. Keysa sama sekali sudah tak mempedulikkannya. Pernah kapan hari Kevin rela tidak sarapan sampai jam makan siang, agar perutnya sakit dan wajahnya pucat. Ia pikir Keysa akan mempedulikkannya, tapi nyatanya, Keysa tetap mengacuhkannya. Saat dirinya meringis sakit perut, Keysa juga sama sekali tak menanyakan apa penyebabnya. Gadis itu hanya ber Oh ria, tanpa mau bertanya lebih. "Key, kita harus luruskan semuanya!" ucap Kevin menarik tangan Keysa saat gadis itu akan pulang. Keysa hanya menghela napas sembari menatap mata Kevin tanpa berbicara sepatah kata pun. "Ayo ikut gue. Mana kunci motor lo?" Kevin menengadahkan tangannya. Key