Ibu terus saja menunjuk-nunjuk Mawar dengan penuh emosi membuat wanita itu menjadi bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Emosi pada suaminya belum terlampiaskan secara keseluruhan, eh ini Ibunya menarik tiba-tiba dan justru dia yang malah melampiaskan semua emosinya pada Mawar. Emosi yang masih melekat di hati Mawar makin naik hingga ubun-ubun karena tidak terima dengan sikap Ibunya yang menurut dia sangat keterlaluan itu. Bagaimana tidak keterlaluan? Tidak ada angin, tidak ada hujan, ditarik, dimaki, dihina, bikin hati semakin gusar saja. "Ibu waras?" tanya Mawar sarkas akhirnya karena berusaha menahan emosi lebih dulu agar tidak semakin berapi-api. "Hei, Mbak! Kamu kenapa justru bicara seperti itu pada Ibu? Kenapa kamu bilang kalau Ibu gak waras? Hah? Padahal, jelas-jelas kamu yang g