Rega baru saja selesai menghadiri sidang perceraiannya. Ia melangkah gontai menuju mobil. Sesuatu yang awalnya dia anggap remeh dan tidak berarti sama sekali, ternyata kini justru terasa berat. Dulu, dia dengan sangat entengnya menyebut kata perpisahan dengan Alya. Rega bahkan sudah mengajukan gugatan cerai tanpa sepengetahuan Alya sebelumnya. Namun, kini dirinya sungguh sangat menyesali semua keputusannya.
Pak Damar, sang kuasa hukumnya hanya menatap Rega dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Pria yang masih terlihat muda di usianya yang sudah kepala empat itu, merasa sedikit bingung dengan kliennya satu ini. Dari awal, Rega begitu bersemangat ingin menggugat cerai istrinya. Rega bahkan ingin dia melakukan berbagai cara agar gugatan cerainya dikabulkan oleh pengadilan.
Saat itu, Reg
