Amarah Bagas

1159 Words

Martha membiarkan Alya menangis dipelukannya. Perempuan baru baya itu mengusap lembut rambut Alya, air matanya ikut mengalir mendengar tangisan Alya. Martha ikut bersedih melihat Alya bersedih, karena Martha memang sangat menyayangi Alya seperti anaknya sendiri. Setelah tenang kembali, Alya kembali duduk. "Kita makan dulu ya, nanti sesudah makan, kamu ceritakan semuanya pada Mama dengan jelas. Kau lapar bukan?" Alya mengangguk, masih sesunggukan karena menangis cukup lama. "Mama akan menyuapimu." Martha berniat mengambil piring berisi makanan yang terletak di hadapan Alya. Namun, Alya menahannya. "Tidak usah, Ma. Biar aku makan sendiri saja. Mama juga makan ya, Mama belum sarapan kan?" ucap Alya sambil memaksakan senyumnya. "Baiklah, Mama akan makan." Mereka berdua makan dalam diam,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD