Prolog

901 Words
1 Minggu sebelumnya Gadis yang mengenakan tudung kepala itu baru saja sampai di rumah. Rumah yang sebenarnya tak layak huni karena telah rusak di beberapa bagian dan pria berpenampilan berantakan yang telah menunggu di ruang tamu dengan tongkat di tangan telah membuat langkahnya terjeda. Dia adalah Arabella. Gadis berusia 23 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai Office girl di hotel ternama di pusat kota. Di saat gadis lain menikmati masa muda dengan bersenang-senang, Arabella justru sebaliknya. Dia hidup menderita. Tertekan di bawah kendali Paman yang setiap hari memerasnya dan tak segan memukulinya jika tak memberi uang. Padahal paman Drew adalah saudara ayahnya. Namun, entah mengapa paman Drew begitu kejam memperlakukannya. “Sudah pulang, Bella?” Sapaan paman Drew membuat Bella melanjutkan langkah. Berusaha menetralkan raut wajah dengan tangan terkepal kuat. Mencoba menyembunyikan rasa takutnya walau keringat dingin telah membintik di sekitar wajah. Terlebih saat pria itu mengajukan sebuah pertanyaan yang akan memulai penderitaan. "Mana uangku?" paman Drew menengadahkan tangan. Tanpa perasaan membentak Arabella yang seharusnya tidak diperlakukan demikian. "mana uangku, Arabella!? Aku harus ke meja perjudian dan membeli bir!” “Be—belum ada, Paman.” Bella meringis kecil. “aku hanya dapat untuk jatah makan kita besok pagi.” Prang! Paman Drew menendang meja hingga terbalik. Membuat Bella memeluk tubuhnya sendiri saat tongkat kayu yang pria itu pegang telah mengudara—siap menyakiti. “Bukankah sudah aku katakan jika aku butuh uang? Kenapa kau tidak mengerti juga hah?” bola mata pria tua itu membulat sempurna. “kalau begitu, terima hukumanmu gadis pembawa sial!” Bugh! Bella tersungkur saat menerima pukulan di punggung. Paman Drew memang tak segan memukul sampai tubuhnya terasa remuk. Sakit yang kemarin saja masih membiru dan sekarang dia mendapatkan luka baru. "Ampun, Paman ... Hiks!" tangis yang Bella tahan akhirnya pecah saat paman Drew tak memberi jeda. Beberapa pukulan masih dia dapatkan sampai rasanya sulit bernapas. “aku janji akan mendapatkan uang dengan segera, Paman. Aku mohon berhenti.” “Harusnya kau membawa uang karena aku tidak akan peduli! Kau pantas diberi hukuman seperti ini! Dasar anak tidak berguna!" teriak paman Drew begitu melempar tongkat yang biasa dia gunakan untuk memberi Bella pelajaran. Kesal luar biasa karena gadis itu tak memberinya uang. Jika ditanya apakah dia tak merasa kasihan, maka jawabannya adalah tidak. Bella bukan keluarganya. Gadis itu adalah anak pungut yang ditemukan di jalan. Anak pembawa sial yang membuat keluarganya berantakan. "Tunggu hukuman yang sebenarnya untuk sikap pembangkangmu ini, Arabella!” Arabella menutup telinga saat teriakan pamannya masih terdengar. Lalu setelah dentum pintu tertutup terdengar, dia pun beranjak dari lantai. Susah payah menahan sakit yang mendera kemudian menuju kamar dan mengunci pintunya dengan rapat. Ya Tuhan, kapan penderitaan ini berakhir? Batinnya sembari menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Bukan dia tidak ingin pergi dari penderitaan ini. Bukan dia tidak mau meninggalkan pamannya yang kejam seperti iblis. Hanya saja usaha pelariannya selalu gagal. Sekeras apa pun dia mencoba, pamannya selalu berhasil menemukannya. Entah bagaimana caranya? Dia juga tidak bisa menebak. Yang jelas, melepaskan diri dari paman Drew tidak semudah yang dibayangkan. Malam mulai merambat. Bella yang memutuskan beristirahat untuk memulihkan tenaga, beranjak dari ranjang setelah melihat jam. Malam ini dia harus bekerja meski lengannya bengkak dan punggung tangannya membiru. Punggung yang menerima pukulan pertama pun terasa sulit untuk digerakkan. Namun, dia tidak bisa terus diam. Setidaknya dia mendapatkan uang agar besok malam terbebas dari pukulan. Setelah membersihkan tubuhnya dan mengompres bengkak yang tak tertahan, Bella segera bersiap untuk pergi bekerja. Melewati pintu kamar dengan hati berdebar karena takut paman Drew masih belum puas memukulinya. Namun, kosongnya sofa yang berada di sudut ruangan pun membuatnya menghela napas lega. Kali ini dia selamat. Cepat-cepat Bella meninggalkan rumah. Melewati jalan sepi yang menjadi saksi bagaimana dia hidup seorang diri. Melalui gang sempit yang sudah terbiasa membersamai sebelum tiba di jalan raya yang ramai oleh kendaraan berlalu-lalang. Tanpa terasa, setetes air mata jatuh membasahi pipi memerahnya. Kesedihan dan rasa sakit yang menghantam setiap inci tubuhnya tanpa reda, telah membuatnya tak bisa merasakan apa-apa. Seolah mati rasa dan hanya hidup tersisa raga. Tak berselang lama, Bella sampai di depan gedung klub yang menjadi tempat kerja kedua. Halaman klub sudah dipenuhi oleh mobil-mobil mewah seperti biasa dan kini, tiba saatnya untuk menyembunyikan kesedihannya lagi. Dia adalah seorang pelayan. Tentu dia harus menunjukkan senyuman lebar bukan? "Bella ...!" rangkulan seseorang yang tiba-tiba saja datang dari arah belakang, jelas membuat Bella tersentak. Spontan, sahabat Bella yang bernama Risa pun melepaskan pelukannya. "Apa si berengsek itu memukulimu lagi, Bella?" tanya Risa begitu melihat Bella meringis tertahan. "Aku baik-baik saja, Risa. Jangan menatapku seperti itu," jawabnya mengelak meski Risa tak akan percaya begitu saja. Risa melihat punggung tangan, berikut tubuhnya yang tertutup jaket kebesaran. "Kapan penderitaanmu ini berakhir, Bella? Kapan kau bisa lepas dari pamanmu yang sialan itu?" Bella menggelengkan kepala. “Hanya waktu yang bisa menjawabnya.” "Aku minta maaf karena tidak bisa membantumu keluar dari masalah ini.” "Jangan katakan itu, Risa. Justru aku ingin berterima kasih karena kau sudah menjadi bagian dari keluh kesahku selama Ini." Risa memeluk sahabatnya sekali lagi dan setelahnya, mereka pun melangkah masuk ke dalam klub. Jangan sampai mereka terlambat atau madam Swan akan mengomel sepanjang malam. Sayang tanpa Arabella ketahui, di sudut klub sudah ada pamannya yang menunggu sejak tadi. Paman berhati iblis yang malam ini akan kembali ke meja perjudian dengan menjadikan Bella sebagai barang taruhan. “Aku pastikan menjual mu dengan harga mahal, Bella. Kau tenang saja.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD