“Della, aku...” lirih Fadell begitu mengusaikan ciumannya. “Popsicle aku,” potong Della. Hatinya masih terlalu takut apa yang dialaminya barusan hanya halusinasinya semata. Fadell menarik diri, masih menggenggam kedua lengan Della, ia menatap lekat perempuan yang membuatnya membuka hati kembali. “Apa?” tanya Fadell, merasa bingung dengan respon Della. “Ini,” ujar Della seraya menunjukkan popsicle yang masih digenggamnya. Fadell malah tersenyum, merasa lucu dengan situasi mereka. “Belum aku bayar. Dan mencair,” Fadell akhirnya tertawa renyah. Lesung pipinya yang samar bahkan sampai terlihat. ‘Oh God, she’s very cute!’ batin Fadell. “Kok ketawa?” tanya Della lagi. “Ga apa-apa,” kekeh Fadell. “Kita baik-baik aja kan?” kali ini Fadell mengajukan pertanyaannya. “I hope s