Ada saat dimana ruang kerja terasa begitu sesak bagi Fadell. Misalnya seperti saat ini, dimana ia harus menyiapkan banyak hal untuk pembukaan beberapa gerainya di negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Waktu masih menunjukkan pukul 7:30 pagi. Akhtar juga baru saja tiba. “Bapak mau kemana?” “Pantry.” “Belum sarapan, Pak?” “Belum. Tapi bawa nih. Kamu udah?” “Bawa juga, Pak. Beli nasi uduk. Nanti saya nyusul ke pantry, Pak.” “Hmm.” Fadell melenggang santai. Begitu masuk ke pantry, ia sadar betul Nana ada di sana. Tak merasa ada yang perlu dikhawatirkan, Fadell santai saja membuat secangkir kopi. “Bapak!” tegur Sabila riang seraya mengambil mug, berdiri di samping Fadell dengan jarak selangkah. “Kenapa kamu girang banget sih kalau ketemu saya?” “