Dering ponsel membangunkan Axell dari tidurnya. Setelah pergulatan semalam dia nampak kelelahan sehingga baru terbangun setelah ada suara telepon masuk, bukannya dari alarm yang menyala lima belas menit lalu. Tampak Mas yosep yang menjadi pemanggilnya. Tangan Axell bergetar sesuatu yang ditakutkannya saat menerima telepon bukan di jam biasa. “Ya mas, Apa? Iya-iya setengah jam lagi Axell kesana ya.” Axell menutup teleponnya. Menoleh pada Mala yang sudah mengerjapkan matanya. “Kenapa?” tanya Mala dengan suara serak akibat bangun tidur. “Mami, masuk rumah sakit. Aku mau kesana setelah sholat. Kamu di rumah saja ya, nanti kalau udah dapet ruangan baru aku jemput kamu,” Axell membuka selimutnya setelah Mala mengangguk. Berjalan ke kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya. Mala memakai ba