1

1113 Words
Suasana di sebuah  kamar tampak gelap padahal pagi sudah menjelang sejak beberapa jam lain. Tapi sepertinya tak membuat sepasang manusia terbangun dari tidurnya. Sementara itu sang pemilik kamar masih terlelap tidur dan enggan untuk bangun. Tapi suara telepon membangunkan salah satu diantara mereka. Tampak tangan seorang wanita ingin mengambil HP yang terus saja berbunyi sejak tadi. Dan orang itu adalah Safira Aprilia. Safira mencoba mengambil hp miliknya yang ia letakkan didekat meja tapi ketika ingin mengambil hpnya ada tangan kokoh yang memeluk pinggangnya erat sehingga  membuatnya susah bergerak. "Ka awas tangan kamu aku mau angkat telepon." kata Safira sambil mengangkat tangan Kafka yang berat di pinggangnya Tapi sepertinya Kafka Rainhard yang merupakan suami Safira malah semakin mempererat pelukannya dan enggan jauh-jauh dari isterinya. "Tapi untung saja tangan Safira bisa mengambil hpnya. Karena ia khawatir jika telepon itu penting jadi ia harua segera mengambilnya. Tanpa memperdulikan Kafka yang semakin erat memeluknya, Safira pun berhasil mengambil hpnya. Dan tampak nama Kak Kamila tertera dilayar hpnya. "Halo Fir kamu kemana aja sih dari tadi Kakak telepon ga diangkat-angkat. Jangan bilang kamu baru bangun. Kafka pasti minta jatah kan semalam jadi dia buat kamu kecapekan dan bangun kesiangan."  kata Kak Kamila ceplas-ceplos Semburat rona merah terlihat dipipi Safira. Kak Mila memang selalu bicara apa adanya dan perkataan yang dikatakan Kak Mila barusan membuat Safira malu. Bagaimana nanti ia akan ketemu Kak Mila di rumah Mama. Bisa-bisa ia jadi bahan bercandaan Kakak dari suaminya itu. "Kamu ingat kan siang nanti ada acara syukuran ulang tahun Mama di rumah." kata Kak Kamila mengingatkan " Iihhh kakak masak Fira lupa sama ulang tahun mama. Fira ga akan lupa lah. Kakak tenang aja aku sebentar lagi kesana." Kata Safira bersemangat "Ok. Kakak tahu kamu ga akan lupa ulang tahun mama. Oya Fir nanti kakak minta tolong sebelum ke rumah Mama tolong beliin snack buat acara di rumah Mama soalnya kakak takut makanannya kurang. Kamu kan tahu sendiri gimana sifat mama. Mama pasti akan ngundang banyak orang di rumah. Jadi kakak takut makanannya sampai kurang. Nanti kita bisa malu ngundang orang datang eh tapi makanannya kurang. Jadi sebelum kamu kesini kamu mampir ke toko snack dan beliin beberapa makanan aja." Kata Kak Kamila menjelaskan " Iya Kak nanti Fira mampir ke toko snack dan beliin makanan buat acara ulang tahun mama. Mau beliin makanan kayak apa ya kak?" tanya Safira bingung "Hemmm... terserah kamu aja. Ya beli Snack gitu aja. Yang penting di rumah jangan sampai kehabisan makanan aja." kata Kak Mila menjelaskan "Ok deh Kak nanti Fira beliin. Terus bilangin ke Kafka buat buruan bangun kalau ga mau kena omel mama. Dan satu lagi kakak tunggu cerita kamu soal semalam. Apa semalam Kafka benar-benar ganas." kata Kak Kamila sambil menutup telepon sambil tertawa "Kak Mila." Kata Safira malu Sambungan telepon terputus dan Fira menaruh kembali ke meja. Safira merasa sejak ia menjadi isteri Kafka, ia bisa melihat kedekatan Kak Kamila dan Kafka sangatlah hangat. Dibalik pertengkaran dan perdebatan yang sering terjadi tapi Kak Mila selalu ada bila adiknya ini membutuhkan bantuan. Safira jadi ingat ketika Kafka berencana untuk melamarnya Kak Kamila lah yang memberikan Kafka dukungan untuk segera melamar Safira sebelum ia diambil orang lain. Dan Kafka pun menyetujui saran kakaknya dan ia pun segera melamar Safira saat itu juga. Safira akan bangkit dari ranjang ketika ia baru sadar ternyata ia tak  mengenakan baju sama sekali dibalik selimut  karena kemarin malam Kafka benar-benar menagih janji yang Safira ucapkan. Safira berjanji ketika Kafka pulang dari pekerjaannya, Kafka boleh melakukan apapun kepadanya.  Dan ketika Kafka pulang ia benar-benar menangih janji Safira. Dan semalam Kafka benar-benar sangat buas bahkan ia baru membiarkan Safira tidur ketika  jam menunjukkan pukul 4 pagi. Rona merah terlihat di pipinya karena peristiwa semalam bagaimana mereka saling meluapkan hasrat dan rasa rindu mereka.  Kafka baru saja menyelesaikan project filmnya dan mereka tidak bertemu hampir 1 bulan lamanya. Jadi wajar saja jika mereka melakukannya hingga dini hari. Safira pun membangunkan Kafka karena mereka harus ke acara ulang tahun Mama. "Ka bangun dong. Hari ini kita kan mau ke rumah Mama kan? Kamu ga lupa kan kalau hari ini mama ulang tahun?" tanya Safira membangunkan Kafka Kafka tak bergeming walaupun Safira sudah berusaha membangunkan Kafka. Ia pun memilih untuk bangun dari kasurnya dan langsung mandi tapi langkahnya terhenti ketika tangan Kafka menariknya dan kembali merapatkan tubuh mereka. "Ka kita harus segera ke rumah Mama sekarang. Tadi Kak Kamila minta kita buat beli makanan sebelum ke rumah mama. Jadi kita harus bersiap-siap sekarang kalau ga mau terlambat ke rumah mama." Kata Safira mengingatkan Belum selesai Safira berbicara Kafka sudah menarik Safira untuk mendekat dan  memberikan morning kiss pada Safira. Ciuman yang awalnya biasa lama-lama menjadi ciuman yang panas dan mendamba untuk mereka. Dan mereka kembali mengulangi peristiwa semalam yang panas. "Kamu sih pakai acara minta jatah segala. Emang yang semalam masih kurang?  Sekarang kita jadi terlambat datang ke rumah mama. Gimana kalau mama nungguin kita? Gimana kalau mama berpikiran kalau aku menantu yang tidak baik. Apalagi Kak Mila tadi telepon aku  minta kita buat beli makanan dulu sebelum ke rumah Mama terus sekarang apa, kita baru aja berangkat dari rumah. Jam berapa kita bisa sampai rumah mama." kata Safira masih mengomel dengan tingkah suaminya itu Tadi pagi mereka melakukannya lagi dan sekarang mereka sudah dalam perjalanan ke rumah Mama. Tadi mereka sudah membeli snack sesuai diminta Kak Kamila. "Habis aku kan masih kangen sama kamu sayang. Bagi aku ga ada kata puas kalau itu udah berhubungan sama kamu. Lagian aku kan udah 1 bulan ga ketemua sama kamu. Jadi aku yakin Mama pasti ngerti kalau kita datang telat kita kan masih pengantin baru. Kamu juga suka kan kita ngelakuin itu." kata Kafka jahil " Isssh... Kamu emang ga mau disalahin. Dasar mesum. Kenapa dulu aku menerima lamaran cowok mesum kayak kamu."kata Safira sebel Kafka paling suka menggoda Safira. Ia sangat merindukan isterinya ini sudah hampir 1 bulan ia harus menyelesaikan project filmnya dan memendam rasa kangennya pada isterinya ini. Tapi semalam semua terbayar karena aktivitas panas yang mereka lakukan dan Kafka sangat puas akan hal itu. Ia juga ga tahu kenapa ia begitu mencintai Safira. Dan yang paling penting Mamanya begitu menyayangi Safira bahkan menganggapnya seperti anaknya sendiri. “ Mesum kayak gini yang penting kamu cinta kan sayang?” kata Kafka kembali menggoda Safira “Bodo amat!” kata Safira sebal Mereka sudah sampai dirumah Mamanya dan benar saja banyak tamu yang datang. " Sayang udah ini aja yang harus dibawa." Tanya Kafka yang sibuk membawa barang-barang dari bagasi "Iya itu aja kok. Kalau udah kita masuk sekarang pasti aja Mama  pasti udah nunggu." Kata Safira antusias Mereka lalu masuk dan benar saja Mamanya langsung menyambut mereka dan memeluk Safira bukannya anaknya Kafka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD