Tubuh Irish terjingkat kaget saat suara alarm jam wekernya berbunyi sangat nyaring, tubuhnya yang awalnya berbaring sembari menikmati tidur nyenyak serta mimpi indahnya langsung terganggu. Ia terduduk di atas ranjang dengan ke dua kakinya yang terasa keram dan menatap tembok bercat putih dengan nanar. Apa ia tengah bermimpi hal aneh semalam? Misalnya akan menikah dengan sahabatnya sendiri dan saat ini ia sudah bertunangan dengannya? Hembusan nafas beratnya mulai terdengar, dengan lah ia menundukkan kepalanya, dan tanpa sengaja ia melihat jemarinya. Di jari manisnya, terdapat sebuah cincin emas bertahtakan berlian yang elegan tetapi nampak sangat mewah dan pas di jarinya. Itu bukan mimpi, cincin itu yang semalam di sematkan oleh Al di jarinya. "Gue kira cuma mimpi, ternyata emang nyata."