Kyuhyun menekan bel tetangganya berniat untuk mengembalikan kotak makannya. Walaupun pria itu akui makanan itu sama sekali tidak enak. Namun Kyuhyun mengakui usahanya.
Kriettt
Pandangan Kyuhyun teralihkan saat melihat sosok gadis yang keluar dari balik pintu itu.
Cantik
Mata Kyuhyun melihat dari ujung kaki hingga kepalanya. Wajahnya yang kecil, mata nya yang lebar, kakinya yang mulus benar-benar membuat Kyuhyun terpana. Belum lagi pakaian yang gadis itu kenakan saat ini benar-benar mengundang setan untuk melakukan hal lebih.
Kaos tipis press body nya benar-benar menunjukan betapa indah lekuk tubuhnya. Belum lagi dua kancing kecil di bagian depan tampak terlepas membuat pria itu bisa mengintip sesuatu yang berada di dalamnya. Tak lupa dengan hot pants nya benar-benar memamerkan kaki jenjang gadis ini. Di tambah rambutnya yang berantakan sungguh membakar jiwa pria Kyuhyun saat ini.
Sial
Kyuhyun menahannya.
"M-maaf tuan anda s-?"
"O-oh? Aku tetangga sebelah. Perkenalkan aku Cho Kyuhyun," ujar ku sambil mengulurkan tangan.
"Astaga selama ini gadis inilah yang menjadi tetangga barunya?" seru Kyuhyun dalam hati
"Shin Aeji. Senang berkenalan dengan anda" suaranya manis sekali itu yang Kyuhyun rasakan
Tanpa disadari tangan mereka saling bertaut cukup lama. Kyuhyun merasa terhipnotis oleh kecantikan dan kepolosan gadis ini. Tangannya yang lembut seolah tak ingin ia lepaskan.
"Nona Aeji?" seorang pria tua memanggil namanya sepertinya kurir dari restoran China.
"Ini pesanan anda," tiga mangkuk jjajangmyeon. Kyuhyun melihatnya dan tersenyum tipis. Ternyata dia makan cukup banyak. Tak heran tempat sampahnya selalu penuh dengan bungkus makanan disana.
"Terimakasih nona saya permisi"
Pria tua itu pergi. Baru kali ini Kyuhyun merasakan gugup saat bertemu dengan seorang wanita. Beberapa kali ia melihat gadis ini mencuri pandang padanya berkali-kali.
"O-oh iya. Ini aku ingin mengembalikan kotak makan mu," ujarnya sambil memberikan kotak makan itu.
Terimakasih untuk makanannya"
Tampak Aeji yang gugup dan langsung mengambil kotak makan itu.
"S-sama sama tuan kalau begitu aku permisi" ujarnya yang hendak berlalu dari hadapan Kyuhyun. Namun entah darimana ada rasa tak rela yang pria itu rasakan. Tiba-tiba tangannya dengan begitu saja menyanggah pintu itu.
"Bolehkah aku ikut makan malam bersama?"
The Man Next Door
Dan seperti yang di duga. Kini Kyuhyun telah berada di apartemen Aeji. Walau mereka bertetangga namun kamar Aeji benar-benar sempit. Hanya ada satu ruangan selain kamar mandi. Tempat tidur, dapur, meja makan semuanya di satu tempat.
"Maaf tua-"
"Kyuhyun," potong pria itu dengan senyum manisnya.
"M-maf Kyuhyun tempat ini memang sempit," pria itu tersenyum menanggapinya.
"Silakan duduk," Kyuhyun pun langsung duduk di kursi yang hanya berjumlah dua itu. Pria itu melihat gerak gerik Aeji yang tengah menyiapkan jjangmyeon untuk mereka.
Tak lama makanan itu sudah di atas meja.
"S-silahkan," akhirnya Kyuhyun dan Aeji pun makan bersama dengan sedikit kecanggungan.
"Nona"
"Iya?"
"Boleh aku memanggilmu... Aeji?" ada semburat merah di pipi gadis itu yang Kyuhyun lihat. Membuatnya gemas.
"Tentu tu- ah Kyuhyun"
"Kalau boleh tahu berapa umurmu?"
"22 tahun"
"Seharusnya kau memanggilku oppa," kini Kyuhyun mulai santai. "Karena aku 8 tahun lebih tua darimu"
Aeji terkejut mendengarnya. Pria panas ini sudah kepala 3?
"Kenapa?"
"T-tidak"
Kyuhyun melanjutkan makannya.
Aeji masih tampak malu untuk memulai pembicaraan. Namun entah mengapa pria itu mengerti seolah sudah dapat melihat kepribadian gadis itu dari pertama kali bertemu.
"Kau tinggal sendiri di Seoul?"
"Iya, keluargaku di Busan. Disini aku bekerja"
Kyuhyun tersenyum melihat gadis ini sudah mulai nyaman bersamanya, "Kau bekerja apa?"
"Aku seorang penulis"
"Wah keren sekali," ujar Kyuhyun membuat Aeji tersenyum malu.
Entah darimana Aeji ingin mengenal pria tampan ini juga.
"Kalau o-oppa?"
"Aku seorang photografer"
Aeji hanya mengangguk angguk saja.
"Kau ingin ku foto? Aku sangat jago dalam mengambil gambar"
"Aku tidak pandai berpose"
"Benarkah? Padahal kau cantik," entah darimana namun jantung Aeji kali ini berdebar debar. Kyuhyun memujinya cantik. Benarkah?
"Saat ada waktu luang mungkin aku bisa memotretmu di lain waktu"
"Di... Lain waktu?"
"Tentu saja kita bertetangga. Kita akan bertemu setiap hari bukankah begitu?"
Aeji mengangguk dengan senyum malu-malu nya yang tanpa ia sadari telah membuat Kyuhyun gemas.
Mereka berdua menghabiskan makanan dengan baik. Kyuhyun juga sudah sangat kenyang. Namun mata pria itu terjatuh pada suatu hal. Agak sulit untuk mengatakannya.
"Itu.. hmm.. Aeji?"
Mata bulatnya menatap Kyuhyun dengan tanya.
"Itu... ada saus"
"Benarkah?" Aejipun langsung mengambil tisue dan membersihkan bibirnya.
"Bukan bukan disitu tapi..."
"Dimana?"
Sulit untuk Kyuhyun menjelaskan. Akhirnya ia terpaksa menunjuk noda yang berada di lipatan payudaranya. Sontak Aeji langsung menutup dadanya yang baru ia sadari bahwa kancingnya terbuka.
Kyuhyun yang mulai panas langsung meneguk air putih banyak-banyak. Sambil menunggu Aeji yang sudah merapikan bajunya.
"T-terimakasih untuk makanannya. Maaf merepotkan," ujar Kyuhyun gugup.
Aeji yang di hadapannya sudah seperti kepiting rebus. Pipinya merah karena malu.
"S-sebaiknya aku kembali ke kamar. Sekali lagi aku ucapkan terimakasih," ujar Kyuhyun yang sudah berdiri. Aejipun ikut berdiri dan berjalan menemani Kyuhyun hingga pintu itu telah tertutup. Menyisahkan gadis itu yang sangat malu.
"Kau bodoh Shin Aeji," gerutu gadis itu yang tengah duduk di lantai bersandar pintu.
Namun senyum manis terbit diwajahnya. Pria tampan tadi adalah tetangganya. Tubuhnya yang tinggi tegap, kulitnya yang putih, suaranya yang seksi. Astaga tipe Aeji sekali.
Tunggu.
Aejipun langsung berdiri dan bergegas mencari laptopnya. Saat ditemukan. Lembar kosong muncul di hadapannya.
Tanpa berpikir panjang tangannya bergerak mengetikan sebuah kalimat.
The Man Next Door
Akhirnya ia mendapatkan judul kisahnya. Ini akan menjadi novel yang mengasyikan. Seru Aeji dalam hati.
"Akhirnya kau berhasil Shin Aeji! Semangat!"
Kau adalah keajaiban. Selam kau berada di sampingku, selama itu pula aku merasakan keajaiban.