bc

Pengasuh Anakku, Canduku

book_age18+
393
FOLLOW
2.9K
READ
family
HE
powerful
drama
bxg
single daddy
campus
office lady
assistant
like
intro-logo
Blurb

Seorang gadis berusia 24 tahun, tengah memperjuangkan hidupnya dari sebuah kelainan medis yang bernama Galaktorea. Kondisi dimana Gadis itu mengalami kelebihan 4si, bahkan disaat dirinya belum menikah.Eva Camellyn, sudah mengalami hal tersebut sejak berusia 16 tahun. Namun setelah menginjak usia 20 tahun, kelainan yang ia derita bertambah parah.Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pegawai kantor, Eva harus berjuang menyembunyikan penderitaannya. Setiap hari, Eva harus mengeluarkan cairan yang disebut 4si agar dapat mengurangi rasa sakitnya.Seiring berjalannya waktu, Eva merasa lelah dengan dirinya, " Sampai kapan aku akan hidup seperti ini terus? Aku lelah! " Eva mengeluhkan nasibnya yang tak kunjung membaik.Suatu hari, Eva menemukan sebuah lowongan pekerjaan yang mungkin dapat mengatasi masalahnya, yaitu menjadi pengasuh bayi. Ia pun berpikir untuk mengambil pekerjaan itu, dan resign dari kantornya.Alih-alih mengasuh bayi dan memberikan 4si-nya secara diam-diam, Eva justru di hadapkan dengan Adrian Mahesa. Dia tak lain ialah Ayah dari bayi yang akan ia asuh." Kenapa Putra saya semakin berisi, padahal kamu baru dua minggu mengasuhnya? Apa kamu memberikan sesuatu pada Putra saya? " Adrian menatap Eva dengan penuh curiga.Lalu bagaimana Eva akan menghadapi Ayah dari bayi tersebut?

chap-preview
Free preview
BAB 1
Dibawah sinar rembulan yang menyinari penjuru kota, terlihat seorang Wanita tengah meringkuk menahan sakit. Sebuah kelainan yang dideritanya, membuat Wanita bernama Eva seringkali mengalami hal demikian. Sejak berusia 16 tahun, Atau setelah mengalami masa pubertas, Eva mengalami kelainan medis bernama Galaktorea. Dimana hal tersebut menyebabkan p4y*dar*nya mengeluarkan Asi secara berlebihan. Pada saat itu, Eva sangat ketakutan setelah mengetahui kondisinya. Beruntungnya kelainan tersebut tak berlangsung lama. Namun ketika Eva menginjak usia 20 tahun, penderitaannya datang kembali. Setiap hari, P@yud*r* Eva mengencang karena hormon tersebut. Solusinya ialah, Eva harus mengeluarkan 4si-nya dengan pompa. Lantas hasil dari 4si yang ia dapat akan diberikan kepada bayi terlantar yang ada di panti asuhan. Dahulu, Eva dibesarkan di sebuah Panti Asuhan Muara kasih bunda. Namun setelah beranjak dewasa, ia memilih tinggal sendiri di sebuah rumah kontrakan yang cukup ditinggali seorang diri. Pekerjaannya sehari-hari ialah sebagai pegawai kantor, sebagai staf umum. Meskipun dibesarkan di Panti asuhan, tetapi Eva memiliki latar pendidikan yang bagus. Pagi tadi, ia telah bangun kesiangan sehingga membuat Eva tidak sempat untuk memompa 4sinya. Sehingga, sepulang dari kantor tadi, Eva harus merasakan penderitaan yang entah kapan akan berakhir. Kondisinya yang seperti ini tidak banyak yang tahu. Hanya Eva dan pengurus Panti yang mengetahui hal ini. Eva memang sengaja untuk merahasiakannya dari siapapun. Sambil menahan rasa sakit, Eva perlahan memompa Asi-nya secara bersamaan. Setelah cukup banyak 4si-nya keluar, akhirnya rasa sakit itu perlahan menghilang. Eva kini dapat bernapas lega, dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Keringatnya yang membasahi keningnya, perlahan disapu oleh angin yang dihasilkan dari kipas angin dinding yang ada dikamar Eva. Eva Camellyn adalah Gadis yang kurang beruntung hidupnya. Ia harus merasakan penderitaan itu seorang diri, tanpa ada yang tau. Wanita itu seketika terlelap dari tidurnya, setelah rasa sakit yang menghantuinya itu menghilang. * Tak terasa, hari telah berganti. Eva yang bangun sejak pun, sudah lebih dulu memompa 4si-nya sebelum pergi kekantor. Eva tidak boleh melewatkannya meski hanya sehari. Jika ia melewatkannya, maka ia akan tersiksa. Pagi ini, Eva berangkat kekantor dengan menggunakan Busway. Perawakan yang tinggi, dan terbilang sempurna, mengundang ketertarikan orang lain pada Eva. Terutama kaum laki-laki. Namun begitu, Eva mengakalinya dengan cara, dirinya berpakaian sangat formal. Setiap hari Eva hanya mengenakan kemeja berukuran oversize, serta rok sebawah lutut, demi tak membuat tubuhnya menjadi pusat perhatian. Eva sendiri menyadari, para Pria yang mendekatinya hanya karena Eva memiliki tubuh yang er*tis. Apalagi bagian d4d4-nya. Hal itu pula yang membuat Eva selalu mengenakan pakaian oversize. Saat bekerja, Eva hanya fokus pada pekerjaannya. Hingga waktu pulang telah tiba, Eva buru-buru untuk segera sampai kerumah. Bak seorang Wanita yang memiliki bayi dirumah. Eva dengan barang bawaannya berjalan menuju ke lift. Namun secara tidak sengaja, ia menabarak seseorang hingga membuatnya terjatuh. " Ma, maafkan saya Tuan! " Ujar Eva, menundukkan kepalanya, tanpa berani menatap orang itu. Tanpa menjawab, Pria itu hanya menatap Eva sejenak, lalu kembali melangkahkan kakinya. Setelah memastikan Pria itu pergi, Eva segera masuk kelift lalu pulang. " Apa dia pegawai disini? " Tanya seorang Pria yang baru saja menabrak Eva. " Benar, Tuan. Apa ada masalah? " jawab Bimo, selaku sekretarisnya. Pria itu tak lain adalah Adrian Mahesa, selaku pemilik perusahaan tempat Eva bekerja. Memiliki banyak cabang perusahaan, membuat Adrian tak selalu berada di kantor. Ia kerap bepergian mengecek perusahaan yang lainnya. Adrian Mahesa, pria berusia 34 tahun yang sangat gila kerja. Ia dikenal sebagai Pria dingin, serta atasan yang tanpa ampun. Siapa saja yang melakukan kesalahan, maka ia tak segan untuk memecatnya detik itu juga. Baru saja ia bertemu dengan pegawai yang hampir tidak pernah lihat. Dia bahkan hampir menabraknya, karena tak berjalan dengan benar. " Kok ada ya, pegawai kita yang culun seperti itu? " Ucap Adrian, tetap berjalan lurus menuju keruangannya. " Ah, iya. Dia memang seperti itu, Tuan! " Sahut Bimo, tersenyum getir. Penampilan Eva memang sangat berbeda dari pegawai lain. Setiap harinya ia hanya mengenakan kemeja oversize dan sesekali mengenakan kacamata. Rambutnya pun bahkan hanya di cepol, seperti tukang jamu. Tak ayal jika Adrian menyebutnya culun. Namun begitu, selagi Eva bekerja dengan baik, dia tetap akan dibutuhkan di perusahaan. *** Beberapa jam kemudian. Eva kini terlihat berbaring diatas tempat tidurnya. Tak ada kegiatan lain untuk Eva, setelah seharian bekerja. Saat sedang membaca buku, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu. Sontak membuat Eva segera beranjak dari tempat duduknya dan keluar membukakan pintu. " Rina? Ayo masuk! " ujar Eva, kedatangan seorang teman dekatnya. Namanya Rina, mereka sudah berteman sejak mereka duduk dibangku SMA. Sedikit banyak, Rina tahu tentang kondisi Eva yang mengkhawatirkan. " Kamu lagi ngapain, Va? " tanya Rina, duduk sofa, yang tersambung dengan ruang Tv. " Lagi nggak ngapa-ngapain sih, cuma baca buku aja. Kamu jadi pindah kerjaan, Rin? " sementara Eva pun duduk disamping Rina. " Iya, Va. Aku sudah muak banget, kerja ditempat itu! Kamu sendiri gimana? Apa masih sering sakit? " Mereka saling bertukar kabar dan cerita, meski dalam seminggu sekali mereka bertemu. " Masih lah, aku juga nggak tau sampai kapan akan seperti ini, Rin. Kalau aku telat dikit aja, langsung sakit bukan main! " eluh Eva, sambil menatap kesembarang arah. " Va, kenapa kamu nggak cari kerjaan lain aja? Misalnya mengasuh bayi gitu, biar sekalian kamu memberi @si ke bayinya. Daripada kamu harus ke panti asuhan setiap hari? Kan lumayan jauh, Va?! " " Entahlah Rin. Bukannya bayi itu juga mendapat @si dari ibunya? Kamu pikir mudah, Rin? " tanpa menoleh kearah Rina, Eva seolah pasrah dengan keadaannya. " Huft, sabar ya? Aku nggak bisa bantu banyak, tapi kalau ada info lowongan pekerjaan pengasuh, aku akan memberitahumu, Va! " Katanya sambil memberi semangat pada Eva, yang terlihat lelah dengan hidupnya. Ada kalanya Eva merasa lelah dengan hidupnya. Beruntungnya, ia memiliki teman setia seperti Rina. Sejauh ini, mereka saling mendukung satu sama lain, tanpa menjatuhkan sama lain. **** Tak terasa, tibalah hari minggu. Eva menggunakan hari liburnya untuk berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari. Meski sudah memomp4 @sinya lebih dulu sebelum pergi, namun ada kalanya Eva merasa kesakitan ditengah-tengah hari. Saat ini Eva sedang beristirahat di depan toko kelontong yang ada dipasar, tempat dirinya berbelanja. " Kenapa dadaku sakit banget? Padahal aku kan sudah memompanya tadi pagi?! " Gumamnya, mengernyit kesakitan. Energi yang awalnya full untuk berbelanja, seketika mendadak low dan tidak mood untuk berbelanja. Kini yang Eva dapatkan hanyalah bahan-bahan dapur untuk memasak. Ia belum sempat membeli semua yang ia butuhkan untuk keperluan sehari-hari. Eva memilih pulang kerumah, untuk menenangkan dadanya yang terasa kencang. Keringatnya menetes melalui pelipisnya, dan turun kebawah. Dalam perjalanan saat sedang menunggu Bus, Eva tak sengaja melihat sebuah lowongan pekerjaan di sebuah brosur yang di tempelkan di dinding halte. Lowongan tersebut merupakan berasal dadi LPK melati, yang merupakan tempat penampungan Art ataupun Pengasuh. Melihat itu, Eva tak lupa mencatat nomor yang tertera dan menyimpannya dalam ponsel. Meski hanya iseng, namun Eva berniat untuk mendaftarkan diri, di LPK tersebut. " Ya, sepertinya aku harus mendengarkan saran Rina kali ini. " gumamnya, berhasil memcatat nomor LPK. Tak lama kemudian, Bus pun datang untuk mengantar Eva pulang kerumah. Wanita itu tak mau menunggu lama, dan langsung menghubungi LPK yang ia catat nomornya sebelumnya. Setelah Eva menghubungi melalui pesan, Eva diminta untuk datang ke LPK, besok pukul 9 pagi. Eva yang sedikit memiliki harapan pun, berencana untuk cuti dikantornya, dan akan datang ke LPK. *** Keesokan harinya, Eva benar-benar datang ke LPK melati. Tampat yang ia kira biasa saja, rupanya cukup besar. Ada beberapa Art yang sudah siap bekerja dan menunggu seorang majikan membawanya. " Permisi, saya mau bertemu Bu Ayu. " ucap Eva, ramah. " Baik, silahkan masuk. " seorang wanita membawa masuk Eva, menemui Ayu selaku ketua LPK. Disana Eva dipersilahkan untuk duduk, dan memulai interview. Eva kaget, karena kedatangannya kemari bukan untuk berkunjung saja, melainkan untuk interview langsung. " Kamu yang kemarin mendaftarkan diri sebagai Pengasuh kan? " Tanya Ayu, sopan. " Benar, Bu. Tapi saya nggak nyangka akan langsung interview begini. " Kekeh Eva, tersenyum bodoh. " Sebenarnya sudah sejak satu bulan yang lalu, ada majikan yang sedang mencari pengasuh, tapi disini lebih banyak ART. Apa kamu ada pengalaman mengasuh? " Pertanyan itu sejenak membuat Eva terdiam. " Saya belum punya pengalaman mengasuh bayi, Bu. Apa harus yang berpengalaman, ya? " ada sedikit kecemasan dalam hati Eva, takut dirinya tidak diterima karena tidak berpengalaman. " Nggak masalah. Kalau begitu, silahkan tinggalkan nomor ponsel yang bisa dihubungi. Tunggulah dalam waktu tiga hari kedepan, saya akan menghunungi kamu untuk menunggu keputusannya, " titah Ayu, menjabarkan semuanya. Apakah Eva akan diterima?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
230.0K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
17.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
20.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
181.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.4K
bc

My Secret Little Wife

read
128.5K
bc

Ibu Susu Anak Dosen Duda

read
4.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook