“Maaf, Pa.” Hanya kata tersebutlah yang bisa Esa ucapkan pada Galang. Esa tidak mungkin memberitahu semua masalah yang terjadi di rumah tangganya sedari awal. Terlebih, sepertinya tidak etis jika Esa mengatakan pada Galang kalau putrinya itu berselingkuh, lalu kabur dari rumah. Galang sedari tadi hanya sibuk memijat pelipisnya. Berkali-kali menghela, tapi tidak kunjung mendapat petunjuk sama sekali. Entah mengapa, Gilang sangat yakin kalau putinya, saat ini tidak berada di rumah Lusi. “Kamu sudah tanya ke Dewa?” tanya Gilang setelah berdiam sekian lama memikirkan Kiara. “Sudah, Pa,” jawab Dewa. “Tapi, Dewa gak tahu apa-apa.” Bagaimanapun juga, Esa masih punya tanggung jawab besar terhadap Gilang. Statusnya saat ini masihlah sebagai menantu dan Esa sedari awal memang sudah sangat meng

