bc

CEO Slave

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
HE
opposites attract
arrogant
boss
blue collar
drama
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

Pertolongan yang diberikan Leonard Smith kepada Nadine Wijaya justru berujung petaka bagi Nadine. Nadine dipaksa berhutang kepada Leon, salah satu syaratnya adalah Nadine harus membayar hutangnya atau Nadine selamanya akan menjadi pekerja bagi Leonard. Hubungan diawali oleh kesalahpahaman justru membuat keduanya semakin sering bersama.Namun tidak mudah bagi Nadine untuk mendapatkan cinta sang CEO yang selalu menganggapnya sebagai budaknya saja.Bagaimana hubungan Leon dan Nadine selanjutnya?

chap-preview
Free preview
Nadine dan Leon
Nadine hanya bisa menangis dengan semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. "Aku bersumpah, aku sama sekali tidak mengambil uang di kas kasir," seru Nadine sambil menangis. "Kemarin memang jadwal aku menggantikan Lona sebagai kasir tetapi aku hanya bekerja sampai jam 5 sore." Sekuat tenaga Nadine coba menjelaskan pada rekan rekannya juga pemilik cafe tempatnya bekerja itu, seluruh cafe digemparkan dengan hilangnya uang kas yang masuk sepanjang kemarin hari. Tidak hanya uang cash, bahkan beberapa fitur pembayaran online juga hilang tidak bersisa. Moses sebagai pemilik cafe pun memanggil seluruh karyawan untuk rapat saat itu juga. "Nadine, saya tidak bermaksud menuduh kamu. Tapi saat itu yang memegang kunci kas adalah kamu, dan kamu juga yang bertugas sebagai kasir kemarin." Sebagai owner, Moses adalah orang yang bijaksana. Meskipun rugi namun dia tidak pernah langsung menuduh karyawannya. "Iya, udah ngaku aja." "Benar, ngaku aja." "Sudah jelas kamu, lalu kamu mau salahkan siapa?" Kira kira begitulah ucapan rekan rekan kerjanya yang lain. Mereka jelas tidak mau ikut disalahkan dalam masalah ini, jadi mereka langsung menuduh Nadine. Merasa tidak punya harapan dan posisinya sangat tidak baik untuk melawan karena tidak ada bukti, Nadine pun hanya pasrah. "Keluarkan aja dia Bos." "Benar, keluarkan saja. Dia bisa melakukan kesalahan lagi disini." Kembali seruan protes bernada tuduhan di arahkan pada Nadine. "Ok, tenang semuanya. Saya akan urus masalah ini. Selain Nadine, kalian semua boleh keluar dari ruangan ini dan kembali bekerja," perintah Moses sang Bos. Rekan rekan kerja lainnya tanpa membuang waktu lama langsung keluar dari ruang rapat. Lona dan Jovanka serta rekan rekan lainnya merasa senang karena rencana mereka semua untuk mengeluarkan Nadine dari tempat kerja mereka berhasil. "Yes, teman teman akhirnya kita berhasil mengusir perempuan sok cantik itu," seru Lona. "Benar sekali, akhirnya kita semua berhasil." Semuanya bersukacita karena rencana mereka menjebak Nadine berhasil. Moses sebenarnya bisa saja check cctv dan lainnya namun sejak awal Nadine masuk di cafenya, dia sudah merasa bahwa kehadiran Nadine tidak disukai oleh Karyawan lainnya. "Nadine, saya minta maaf. Tapi saya harus mengeluarkan kamu dari sini." Hancur rasanya hati Nadine mendengar ucapan Moses. Dia berada di London bukan karena dia banyak uang, tetapi karena mendapatkan beasiswa. Itu sebabnya untuk menambah uang sakunya, dia kerja serabutan dari cafe ke cafe. Dan di cafe inilah, Nadine mendapat uang saku yang cukup besar. Namun sayangnya, kehadiran Nadine yang berasal dari Asia, tidak disukai rekan rekannya yang lain. Kemana lagi aku harus cari kerja~batin Nadine. "Pak Moses, saya mohon kasih saya kesempatan lagi, saya ingin bekerja," pinta Nadine. Rasa kemanusiaan Moses membuatnya kasihan dengan Nadine, seorang pendatang yang merantau jauh ke London. "Nadine, maafkan saya. Tapi saya benar benar tidak bisa menerima kamu kembali bekerja disini," balas Moses. Hilanglah sudah harapan Nadine. "Hm, tapi aku bisa membantu kamu bekerja di tempat lain, itu pun kalau kamu mau," seru Moses. "Selama pekerjaan itu benar dan baik, saya mau Pak," balas Nadine. Aku harus bekerja selain untuk diriku sendiri, aku juga harus mengirim uang untuk Ibuku di Indonesia~Nadine. Moses mengeluarkan sebuah kartu yang berisikan nama klub malam. "Datanglah nanti malam jam 8 kalau kamu mau," seru Moses sambil menyerahkan pada Nadine. Mata Nadine membelalak sempurna. "Pak, ini.. ini klab malam?" Moses tersenyum melihat reaksi Nadine, jelas dia tau Nadine berasal dari negara timur yang sangat menjunjung tinggi kehormatan dan pergaulan. "Tenanglah, kamu bekerja sebagai waitress, lagipula ini juga salah satu usaha saya Nadine. Dan pekerjaan kamu hanya sebagai waitress," seru Moses. "Tenang, disana sangat aman. Tidak ada plus plus ." Nadine terus menatap nama yang tertera di kartu yang sedang dia pegang. Heaven's club? bagiamana mungkin kelab malam berubah menjadi surga?~pikir Nadine. "Hey! bagaimana?" tanya Moses. "Pak, maaf tapi. Saya tidak bisa Pak." "Nadine, ingat! Kamu masih berhutang dengan saya, uang yang hilang itu kamu harus ganti." Seru Moses. Sebenarnya aku sama sekali tidak menuntut ganti rugi, hanya saja aku tau dia butuh pekerjaan untuk kehidupannya~batin Moses. Merasa tidak punya pilihan, Nadine akhirnya setuju dengan tawaran Bosnya itu. "Ok, nanti malam jam 7 kamu sudah harus ada di sana, saya akan bantu kamu jelaskan disana. Kamu akan bekerja sampai jam 2 pagi," kembali seru Moses. "Iyah Pak." Pasrah, itulah yang Nadine lakukan, setidaknya dia sudah mengenal Moses, Bos nya itu memang baik. Smith Mansion Leon malam itu bersiap siap akan menghadiri acara ulang tahun rekannya di Heaven's club. Dia bersama Josh, asistennya yang juga merangkap teman baiknya itu. "Josh, kita berangkat sekarang." Heaven's club Nadine sekarang berada di tempat ini, meskipun jauh dari pikirannya namun dia tetap waspada dan belum terbiasa dengan kehidupan malam. "Hey, anak baru!" sapa seorang rekan wanita Nadine. "Malam ini ada acara private party dari salah satu pemilik klub liga Inggris di kota London, jadi perhatikan kerjamu, jangan ceroboh dan sampai membuat masalah," seru seniornya tersebut. "Baik, Kak. Saya akan bekerja sebaik mungkin." Tidak lama dari arah pintu masuk terdengar suara riuh dari sana, bahkan seolah terorganisir mereka semua menatap ke arah pintu masuk. "Ada apa sih? kenapa ramai sekali disana," gumam Nadine. "Hey!" Salah satu seniornya menyenggol lengan Nadine. "Lihatlah, itu adalah tamu istimewa disini. Namanya Tuan Leon Smith. Dia sangat tampan dan kaya sekali," Ucap seorang senior Nadine. Merasa tidak sangat penting, Nadine pun memilih tidak mau ambil pusing. "Oh, Iyah Kak." Aku gak peduli siapa itu, sekarang lebih baik aku kerja lagi~batin Nadine. "Kak, permisi. Saya akan ke belakang sebentar," ucap Nadine. "Hem." Suara hiruk pikuk semakin terdengar tatkala sosok Leon bersama Josh mulai masuk. Keduanya pun segera menuju ke area party dimana acara berlangsung. Sementara Nadine, kembali bekerja mengantarkan makanan juga minuman. Dia hanya bertugas di area umum bukan ke ruangan ruangan private. Karena Moses yang memerintahkannya langsung. Setengah jam pesta berlangsung, Leon sudah merasa bosan di ruangan itu. Dia pun memilih untuk segera meninggalkan ruangan itu dan menemui Moses, pemilik klub itu yang juga salah satu sahabatnya. Semuanya berjalan dalam kendali sampai Nadine tidak sengaja menyenggol sebuah botol Wine dan membuatnya tumpah di baju tamu kelab malam. "Hey! Apa kamu bisa kerja?" teriak sang tamu yang bajunya sudah basah dengan tumpahan wine. "Ma---af, maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja," ucap Nadine. Dia benar benar ketakutan. "Bahkan gajimu saja tidak cukup untuk membeli baju ini, tau kamu!" "Maaf, maafkan saya." Karena merasa takut, Nadine justru memilih pergi dan kabur yang justru semakin membuat tamu pria itu semakin murka dan mengejar Nadine. "Hey! Tunggu!" "Sini Kamu! kamu harus membayarnya!" Nadine tidak bisa lagi mengelak dari cengkraman pria yang dia yakini sudah dipengaruhi oleh alkohol tersebut. "Tuan, tolong! maafkan saya hiks." Meskipun menjadi tontonan orang namun tidak ada satupun yang berniat untuk menolong Nadine. "Tuan, tolong lepaskan saya hiks, saya mau dibawa kemana? tolong!* Pria tersebut terus membawa Nadine menjauh dari keramaian. "Tolong hiks." Leon tidak sengaja melihat seorang wanita sedang bersama seorang pria. Dia pun menghampirinya. "Hey, ada apa ini?" tanya Leon. Nadine benar benar ketakutan apalagi saat sang pria tersebut merubuhkannya di atas sebuah meja yang kosong dan berhasil membuka kancing baju atasnya. Namun kedatangan seorang pria berhasil membuat Nadine bisa bernapas sebentar. "Biasa, aku sudah membayarnya tetapi dia tidak mau melayaniku," jawab sang pria. Saat itulah Leon menatap Nadine dan melihatnya sedang menangis. Beberapa detik keduanya saling menatap seolah sedang berbicara dari mata. "Tapi aku rasa dia tidak menyukainya," balas Leon. "Aku tidak peduli, aku sudah membayarnya." "Berapa kamu membayarnya wanita ini?" tanya Leon. Pertanyaan Leon berhasil membuat sang pria bangun dari atas tubuh Nadine. "Aku akan membayarnya 2x lipat, aku akan mengganti uangmu," seru Leon. Jelas saja ucapan Leon membuat pria itu tersenyum penuh kemenangan. "Ok, Deal. Aku akan memberikan wanita ini untukmu," seru sang pria. Nadine hanya bisa menangis mendengarnya. Betapa harga dirinya sudah di injak injak. Leon segera mengeluarkan check dan menuliskan nominal yang langsung disetujui oleh pria tersebut. "Terima kasih," seru sang pria mengambil check dari tangan Leon. "Sekarang aku memberikanmu pada pria ini," sambil menepuk pipi Nadine. Dan tidak lama dia pun berlalu meninggalkan Nadine juga Leon disana. Butuh beberapa saat bagi Nadine untuk menenangkan dirinya sementara tanpa Nadine sadari Leon terus memperhatikannya. Setelah merasa tenang, Nadine bangun dan hendak pergi dia berpikir bahwa semuanya sudah berakhir, sampai sebuah suara bariton membuatnya berhenti. "Aku sudah menebus kamu dengan harga yang mahal! Now, you are my slave!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook