Claire melihat Rylan yang masih tertidur di sampingnya. “Honey, bangunlah.”
Claire menggerakkan bahu kekar Rylan yang penuh tato. “Honey!”
“Hmm?” sahut Rylan dengan suara serak dan masih tak membuka matanya.
“Aku ingin bertanya sesuatu. Buka matamu,” ucap Claire dan naik ke atas tubuh Rylan.
“Oooorrhh … ada apa?” Rylan masih enggan bangun.
“Buka matamu atau kita tak akan bercinta lagi,” ucap Claire.
“Baby, ancamanmu tak masuk akal.” Rylan akhirnya membuka matanya, namun tak semuanya.
Dia mengerjapkan matanya dan Claire menangkup pipinya. “Katakan padaku, apakah kau benar anak bangsawan? Mengapa aku tak pernah tahu? Dan yang kutahu kau adalah seorang mafia.”
“Kau hanya ingin menanyakan hal itu?” tanya Rylan yang kemudian menarik wajah Claire dan mengecup bibirnya.
Claire mengangguk
