Claire duduk di tepi ranjang, tangannya menggenggam botol obat milik Rylan. Ia menundukkan kepala. Dada wanita itu terasa sesak, seolah sebuah pintu yang telah lama dia kunci rapat-rapat kini mulai terbuka perlahan, memuntahkan kenangan dan rasa sakit yang selama ini dia pendam. Ia menutup matanya, mencoba mengatur napas. Ingatan tentang percakapannya dengan Rylan di ruang kerja tadi terus mengganggunya. Mengapa dia harus menyentuh ranah pribadinya? Mengapa dia harus menggali sesuatu yang sudah lama ingin dia lupakan? Claire tidak pernah menyukai pembahasan tentang keluarganya, terutama perbandingan yang tak terhindarkan dengan Clara. Sebagai saudara kembar, Claire selalu dianggap sebagai bayangan yang memudar di bawah cahaya terang Clara. Clara adalah dokter berbakat, seora