Menjelang malam, Claire sudah bersiap dengan segala keperluan untuk merawat Rylan setelah mandi nanti. Di meja kecil samping ranjang, peralatan medis sederhana seperti kasa, perban baru, antiseptik, dan handuk basah sudah tertata rapi. Namun, ada satu tugas yang membuatnya gugup—memandikan Rylan. Luka-luka di tubuh pria itu masih basah dan terbalut perban, membuatnya sulit bergerak tanpa bantuan. Di vila besar yang menghadap danau itu, memang ada seorang pelayan pria. Namun, pelayan tersebut sudah tua dan lebih sering membantu tugas-tugas ringan seperti mengawasi pegawai lainnya yang melakukan tugasnya. Tugas berat seperti ini, mau tak mau, jatuh pada Claire. “Baiklah, Claire,” gumamnya pelan di depan cermin kamar mandi, mencoba menenangkan diri. “Kau sudah menghadapi pasien-pa