Hari-hari berlalu dengan ritme yang hampir sama bagi Algia. Kini, gadis itu berusia 17 tahun, sebuah masa di mana sebagian besar remaja sibuk dengan penampilan dan popularitas. Namun, Algia tetap setia pada dirinya sendiri. Ia tidak terlalu peduli jika ada yang membully-nya karena tubuhnya yang gemuk. “Algia! Jangan lupa bukunya!” seru seorang teman sekelas ketika dia meninggalkan kelas dengan terburu-buru. “Oh, iya! Terima kasih,” balas Algia sambil tersenyum lebar. Algia adalah sosok yang ceria meskipun dia sering menjadi bahan ejekan di sekolah oleh beberapa kakak kelasnya. Dan Algia cukup cuek untuk membalas ejekan itu. Selama mereka tak menggunakan kekerasan fisik, Algia tak mempedulikannya. Dia juga tak pernah mengadu pada keluarganya karena dia cukup mandiri untuk meng