Sudah satu bulan berlalu sejak Rylan kembali menjalani rutinitasnya dan Claire tinggal bersamanya.
Pekerjaan yang sempat tertunda selama dia dalam proses penyembuhan kini menumpuk seperti gunung yang harus dia daki seorang diri meskipun beberapa asisten dan orang kepercayaannya sudah membantu.
Setiap pagi dimulai lebih awal dari biasanya, dan malamnya berakhir di depan layar komputer atau telepon genggam dengan panggilan-panggilan penting yang seakan tak ada habisnya.
Di sisi lain, Claire memperhatikan semuanya dengan diam. Wanita itu tak pernah ingin mengganggu, apalagi memprotes kebiasaan Rylan yang baru diketahuinya.
Tapi jauh di dalam hatinya, dia merasa ada sesuatu yang mulai berubah. Dulu, Rylan selalu menyempatkan waktu untuknya, bahkan di tengah jadwal yang padat.
Namun
