Akhirnya prosesi pernikahan dimulai. Suaranya yang lembut bergema di seluruh ballroom, menyatukan setiap doa dan harapan untuk pasangan yang berdiri di hadapannya. “Alano, apakah kau bersedia untuk menerima Gaia sebagai istrimu, dalam suka dan duka, hingga maut memisahkan?” Alano memandang Gaia dengan tatapan penuh cinta. “Ya, aku bersedia.” Pendeta kemudian menoleh ke Gaia. “Gaia, apakah kau bersedia untuk menerima Alano sebagai suamimu, dalam suka dan duka, hingga maut memisahkan?” Gaia menarik napas dalam, matanya berkaca-kaca ketika ia menjawab, “Ya, aku bersedia.” Suara tepuk tangan bergemuruh di seluruh ballroom ketika janji suci itu terucap. Alano dan Gaia akhirnya resmi menjadi suami-istri. Mereka saling memandang dengan senyum yang begitu tulus, seolah semua beban