Zahra, Zidan, Zahwa, dan Fadel, duduk di ruang tengah keluarga. "Bagaimana, Fadel? Kamu benar-benar sudah sepakat untuk menikah dengan Zahwa?" Zidan ingin jawaban pasti dari Fadel. Zidan tidak ingin nanti Fadel menyesali keputusannya. Pernikahan bukan perkara main-main. Harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh. Sekali untuk seumur hidup. Tidak bisa berpikir hanya untuk sementara. "Iya. Untuk menyelesaikan masalah ini. Hanya itu jalannya. Saya ingin tahu, berapa mahar yang diminta?" Fadel bertanya terus terang. Karena ia sering menemui mempelai membicarakan tentang mahar. Yang akan diantar sebagai jujuran nantinya. "Zahwa. Jawab pertanyaan Fadel." Zidan meminta Zahwa yang menjawab. Karena Zahwa yang akan dinikahi oleh Fadel. Jadi Zahwa yang menentukan. "Kenapa aku yang harus menjawab,