Ibu menatap ke arah Lira yang saat ini terisak pelan. “Ibu sayang sama Nak Lira. Ibu pinginnya ya Nak Lira jadi mantu Ibu. Tapi, Nak Lira juga harus bisa menarik hati Kafi agar suka sama Nak Lira. Karena Kafi itu keras kepala kalau Ibu kasih tahu. Padahal, Ibu juga sudah ngancem segala.” Ibu memeluk Lira dan mengusap lembut punggung wanita yang sangat ia inginkan untuk jadi mantunya tersebut. “Tapi, Ibu kelihatan lebih sayang sama Fira dibanding Lira. Padahal, selama ini, Lira yang selalu sama Ibu. Lira juga selalu berusaha dekat sama Mas Kafi. Tapi, Mas Kafi selalu saja menghindar. Ditambah sekarang ada Fira, pasti Mas Kafi makin menjauh. Dan Ibu juga ikutan menjauh.” Tangis Lira makin keras disertai curhatan hatinya akan rasa cemburunya pada kehadiran Fira. Ibu bingung akan tangis Li

