Sementara itu, di kediaman orang tua Fara. Tampak Fara yang memegang ponselnya sambil bernafas panjang. "Aduh ... kenapa aku bisa cengeng seperti tikus kejepit begitu ya tadi? aduh ... mana aku bilang akan mengejarnya. Aish ... otakku tadi sembunyi di mana?" gumam Fara sambil berjalan mondar-mandir keliling kamar. Dia terus saja merutuk mulutnya. Padahal, niat hati menelepon karena ingin meluapkan rasa kesal. Malah berakhir dengan dirinya yang terisak gara-gara rasa kangen pada Kafi. “Tapi biarin saja lah, biar dia tahu aku lagi sedih.” Fara berbicara sendiri pada tembok bisu yang tentu saja tidak bias menjawab apapun. “Tapi, aku juga penasaran, siapa wanita yang aku temui bersama Kafi ? dan aku temui juga saat dia bersama Ibunya Kafi ? atau jangan-jangan itu perempuan mau dekat-dekat

