London....
Kathe bersenandung kecil memainkan peranan spatula di tangannya dengan sangat baik dan apik. Ini sudah tiga hari sejak ke pulangannya ke London bersaman Max. Entah apa yang membuatnya bisa menerima pria itu begitu saja, sedangkan sudah begitu banyak luka yang Max torehkan dalam dihatinya.
Karena cinta? Atau Jasmine ‘kah? Mmm ... mungkin keduanya. Tapi entahlah mana yang lebih dominan.
Sejak menginjakkan kakinya kembali ke tanah negara itu. Kathe merasa dunianya kembali. Puluhan tahun dia hidup di negara asing dan menjalani kehidupan bersama putri semata wayangnya. Jauh dari kota tempat kelahirannya. Astaga ... ini seperti mimpi yang menjadi nyata.
Tok ... tok ... tok ...
Ketukan meja makan di belakangnya, membuat Kathe menoleh. Alisnya sedikit terangkat, bingung. Di atas
