Christian memasuki gedung sekolah Hillside Elementary School. Ia menatap sejenak bangunan tua berwarna krem pucat di hadapannya.
Atap terlihat sudah kusam, beberapa cat dinding mengelupas, dan papan nama sekolah bergoyang diterpa angin. Ia menarik napas perlahan sebelum berjalan menuju kantor kepala sekolah. Pemandangan gedung sekolah seperti ini jarang ia jumpai di New York.
Di balik pintu kaca buram bertuliskan Principal Office, seorang wanita paruh baya menyambutnya dengan senyum hangat. “Selamat pagi, Tuan Xu. Saya Mrs. Margareth Whitmore, kepala sekolah di sini.”
Christian menjabat tangannya. “Senang akhirnya bisa bertemu langsung, Mrs. Whitmore. Saya dengar sekolah ini punya reputasi luar biasa meski fasilitasnya terbatas,” sambutnya berbasa-basi.
Wanita itu tertawa kecil. Gu
