1. AWAL MULA

1170 Words
Sebuah Desa yang sangat indah dan subur, desa yang udaranya masih segar jauh dari polusi. Desa tersebut dekat dengan pegunungan dan terdapat air terjun indah di sana, namanya adalah desa Xalim. Di desa itu ada cowok tampan bernama Zell Dicaprio, anak dari seorang Pengusaha sukses, dia adalah mahasiswa Universitas terbaik di kotanya. Zell mempunyai 3 orang sahabat yang kebetulan semuanya juga tampan, mereka selalu bersama-sama dalam kegiatan seperti berpetualang, bermain dan bersenang-senang. Mereka adalah 4 sahabat sejati. Keempat Sahabat tersebut adalah : *Zell Dicaprio (ZELL), berumur 19 tahun, berambut hitam dan tinggi, dia ibarat pemimpin dari sahabat tersebut, orangnya sopan, pendiam namun cukup berwibawa. *Melio Ananta (MELIO), berumur 17 tahun, berambut hitam, dia orang yang rajin, jujur tapi sedikit pemalu. *Arta Bastian (ARTA), berumur 16 tahun, berambut hitam, dia orang yang ceria, suka bercanda namun suka bikin onar. *Ben William (BEN), berumur 16 tahun, berambut hitam, sahabat paling muda jika dihitung dari bulan lahir, dia orang yang pemberani namun mudah emosi. *** Pada saat malam minggu, empat sahabat tersebut berkumpul bersama di Base Camp tempat biasa mereka berkumpul, bangunan seperti altar dekat persawahan. Malam ini mereka hanya mengobrol biasa, bercanda dan bermain game online bersama. "Hallo Guys! Kita main game bareng yuk! Siapa tau rank kita naik pesat malam ini," ajak Zell yang baru datang pada teman-temannya. "Setuju kawan," ketiga teman lainnya menjawab serentak. Arta mengatakan bahwa malam itu sinyal sangat bagus, menang atau kalah yang penting senang menurutnya. Melio juga setuju dengan perkataan temannya, Melio mengatakan bahwa game tidak perlu dibuat pusing. Sesaat kemudian mereka segera memulai game itu. "Nanti kalau ada yang bikin kalah, besok pagi harus lari pagi tanpa celana, deal?" ucap Arta secara tiba-tiba. "What?" teman lainnya sontak kaget, sedangkan Arta tertawa senang karena dia bermaksud bercanda, katanya tidak perlu dibuat serius. Mendengar itu, Zell menjitak kepala Arta karena telah membuat onar semuanya. "Tapi menarik juga tantangan tadi," kata Ben bercanda. Melio yang tidak setuju karena memalukan menyuruh Ben untuk lari sendirian, namun Ben juga tidak mau lari sendirian tanpa celana. Jika itu benar-benar terjadi, maka harga diri sebagai cowok tampan akan hancur berantakan, sungguh memalukan. "Hahaha!" Hal itu membuat mereka semua menjadi tertawa. Mereka terus bermain asik, karena 1 tim harus 5 orang, maka mereka mengundang teman jauh yang sedang online untuk diajak main bareng. Mereka bermain hingga sekitar sejam lebih berlalu, hasilnya menang tiga kali dan kalah sekali, hasil yang lumayan untuk malam ini. Karena sudah cukup merasa puas mereka mengakhiri permainannya lalu dilanjut dengan cerita dan ngobrol. "Suasana malam ini dingin banget, gak seperti biasanya. Apa kalian merasakan hal yang sama?" tanya Zell dengan menyilangkan kedua tangannya di depan badan. "Enggak tuh, aku malah gerah," jawab Ben sambil kibas-kibas baju yang dipakainya. "Ben, kamu pasti gak mandi ya tadi sore?" "Sembarangan. Cowok ganteng masak gak mandi," timpal Ben tidak mau dituduh. Melihat hal itu, Melio mengatakan bahwa Ben sangat kelihatan berbohong, tapi sebenarnya Ben jujur. Melio hanya ingin membuat suasana semakin seru, sehingga semua menjadi tertawa kembali. Saat mereka asik mengobrol dan bercanda, tiba-tiba ada sebuah cahaya jatuh dari langit seperti meteor. "Hey Lihat! Ada meteor jatuh melesat ke selatan arah pegunungan!" ucap Zell dengan menunjuk arah meteor itu. "Mana? Aku tidak lihat," tanya Arta, yang lain juga tidak melihat. "Kalian terlambat. Memang meluncurnya cepet banget sih," kata Zell dengan kecewa. "Biarin. Mungkin itu cuma pesawat," kata Ben. "Kamu gak percaya? Ya udahlah, lagian juga udah lewat," balas Zell sedikit kesal. Mereka bertiga tidak percaya dengan apa yang dilihat si tampan Zell, padahal itu kenyataan. Selanjutnya mereka berempat melupakan kejadian yang baru saja terjadi, yaitu sesuatu yang jatuh dari langit. "Besok kan hari Minggu, gimana kalau kita berpetualang naik gunung sambil cari kesegaran di air terjun, oke!" saran Arta untuk hari esok. "Setuju banget," jawab serentak teman-temannya. Mereka semua setuju, lalu Zell menanyakan jam berapa akan berangkat. Melio mencoba memberi saran bagaimana jika jam 5 pagi, tapi Zell tidak setuju karena jam segitu katanya terlalu dingin padahal sebenarnya masih tidur. Ben mengetahui hal itu karena wajah Zell tampak malu-malu mengatakannya, Ben menertawai Zell meskipun Ben mengaku masih tidur juga. Mendengar itu Arta mengatakan kalau hanya Melio yang bisa bangun tepat waktu, maka dia menyarankan bagaimana jika jam 6 saja. "Oke deh, waktu yang pas," jawab mereka bertiga tanda setuju. Tiba-tiba ada suara guntur menggelegar dan keras di arah selatan, tepat di arah sesuatu yang mirip meteor tadi jatuh, dan ada seperti kilatan cahaya petir. "Whoaa!" Semua kaget mendengar suara itu. Melio bertanya-tanya mengenai suara itu, menurut Ben itu suara guntur dan mungkin akan turun hujan, jadi Ben menyarankan pada semuannya untuk segera pulang sebelum hujan turun. Arta setuju dengan saran Ben karena waktu juga sudah malam, yang lainnya pun akhirnya juga setuju. "Jangan lupa ya! Nanti kalian pasang alarm biar gak kesiangan, kecuali Melio pasti bangun tepat, hehe," ucap Zell mengingatkan teman-temannya. "Siap!" jawab Ben dan Arta. "Oke, kalau gitu ...." "3, 2, 1, Fight!" Sebelum mereka pulang, mereka selalu kompak menyatukan tangan kanan. Mereka membuat kata persatuan "Fight!" sebelum berpisah atau ingin melakukan kegiatan yang menantang. Namun mereka tidak sadar bahwa ternyata malam itu sangat cerah, banyak bintang-bintang dan rembulan bersinar dengan terang. Maka tidak mungkin mendung apalagi turun hujan, jadi suara menggelegar itu bukanlah suara guntur atau petir. Kira-kira suara apa itu? *** Pada sekitar pukul 03:00 pagi, Zell terbangun karena kebelet kencing dan segera menuju ke kamar kecil. Namun saat dia lagi kencing, tiba-tiba ada suara seperti guntur lagi hingga mengagetkan Zell, suara itu cukup keras. "Sial! Suara apalagi itu? Mengganggu orang kencing saja, guntur kah?" kata Zell dengan kesal. Zell mencoba mengecek keluar setelah menyelesaikan urusannya, dia menetahui bahwa langit sangat cerah serta banyak bintang-bintang. Menurutnya aneh sekali ada guntur. "Ah, bodoh amat. Gak mau taulah, ngantuk!" Zell tidak peduli, lalu melanjutkan tidur lagi. Hari menjelang pagi, sudah pukul 05:00 pagi. Melio bangun paling awal dan mencoba menghubungi teman-temannya agar segera bangun, karena mungkin saja mereka tidak mendengar alarm. Pagi hari yang cerah dan matahari sudah menyinari seluruh daerah itu, tepat pukul 06:00 pagi mereka sudah siap berkumpul untuk berpetualang, namun masih kurang satu sahabat. "Hey, Gimana tidurnya semalam? Ngaku saja deh siapa yang ngompol? Hahaha," tanya Arta dengan bercanda. "Najis, udah gede ngompol," jawab temannya. "Siapa tau ngompol yang istimewa itu," tambah Arta sambil terkekeh. "Maksud kamu?" "Hahaha!" Mereka semua tertawa karena membayangkan sesuatu yang konyol. "Ngomong-ngomong mana Ben? Jangan-jangan masih tidur. Awas saja, kita beri hukuman dia!" ucap Zell namun hanya menduga. "Iya nih, kebiasaan selalu ada yang bikin molor," kata Arta menambahi. Kemudian Ben tampak berjalan terlihat dari kejauhan, Melio memberitahu semua bahwa Ben sudah datang, tampak dari jauh sedang menuju ke sini. "Dari mana aja kamu? Sudah telat 10 menit nih," tanya Zell pada Ben sambil melihat jam tangan miliknya. "I'm Sorry, tadi ada keperluan. Suruh tetangga memperbaiki sepeda, lumayan dapat upah, hehe," jawab Ben membela diri. "Oh, ya udah kita maklumi. Let's go semua, are you ready?" "3, 2, 1, Fight!" Dengan semangat yang membara, mereka semua berangkat berpetualang ke pegunungan. Untung saja hari ini juga cerah, sehingga petualangan akan lancar dan menyenangkan pastinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD