bc

Trapped By The Jerk Teacher (Sekuel Jerk Husband)

book_age18+
233
FOLLOW
1K
READ
HE
arrogant
badgirl
heir/heiress
drama
bxg
secrets
affair
professor
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana jadinya, jika Dosen pengganti di kampusmu, adalah pria di masa lalumu yang membuatmu harus kehilangan masa depan sebagai seorang remaja yang bebas?

Angelina, harus menerima kehebatan takdir mempermainkan hidupnya dengan membuatnya bertemu dengan Jim, lagi.

Jim Luxander Michael. Pria paling sombong, arogan, berengsek dan termasuk dalam spesies yag paling dia benci di muka bumi ini.

Jim yang sudah menghancurkan masa depannya, tiba-tiba muncul setelah sekian lama dan menjadi dosen pengganti di kampusnya.

Ikatan mereka berdua yang jauh lebih dekat dari saudara tak lagi harmonis di fase ini.

Kenyataanya adalah, Angel menyimpan sebuah rahasia besar yang akan membuat Jim bertekuk lutut di bawah kakinya dan tidak akan pernah berani mendongkrak arogansinya lagi seperti 5 tahun silam.

chap-preview
Free preview
Prolog
Prolog “Angel! Kenapa bisa telat sih!?” Wanita dengan rambut panjang bergelombang yang terburu duduk dengan napas terputus-putus, hanya bisa nyengir kuda sembari mengipas wajahnya yang kepanasan. Berlarian dari gerbang menuju kelasnya bukan perkara mudah. Letaknya lumayan berjauhan apalagi dia harus naik tangga karena lift sedang bermasalah. “Sorry, Levy. Ada insiden kecil tadi di rumah,” jawabnya sembari menarik napasnya kasar. Gerak bola matanya yang indah, terpaksa melihat tugas kuliah yang sedang Levy pegang. “Pak Marko, memberikan tugas lagi ya?” desahnya dengan wajah putus asa. Hidup sebagai mahasiswi di tengah kesibukan yang menerpa tentulah tidak mudah. Tuk! Levy mengetuk kening Angel yang sedikit basah oleh bintik keringat. “Jangan bilang kau lupa jika hari ini kita ada kuis, Angelina.” “Astaga ya Tuhan … tamatlah riwayatku.” Angel menelungkupkan wajahnya ke bangku. Kerucutan bibir yang selalu Angel tunjukkan saat putus asa pun muncul. “Nah, kan ... Aku sudah hafal sama penyakit kronismu yang bernama lupa itu.” Levy, teman sebangku Angel yang Angel kenal beberapa bulan yang lalu saat masuk di universitas, memang kerap kali memarahinya karena alasan ini itu. Terlebih, saat dia melupakan mata kuliah wajib mereka yang dosennya terkenal menakutkan sejak jaman dahulu. Tanpa dia ramal pun, tanduk merah Levy pasti akan keluar dengan sendirinya. Belum saat dia telat memasuki kelas? Tekanan darah wanita itu, bisa naik sampai kepala. “Lalu, apa kata pak Marko tadi saat melihat bangkuku kosong?” tanya Angel lagi. Karena terburu-buru, dia sampai tidak sadar jika dosennya tidak ada di kelas. Levy memukulkan kertas yang dipegangnya ke wajah Angel yang memelas. “Selamat! Anda beruntung hari ini karena pak Marko tidak masuk kelas. Beliau sakit, dan hanya memberikan tugas ini.” “Syukurlah, aku selamat Ya Tuhan ....” Mendengar jawaban Angel, Levy kembali memutar bola matanya malas. “Angel, Please. Sudah berapa kali aku bilang sebelum kau bicara, kata-katamu itu jangan lupa di filter dulu. Masak iya, dosen sakit dengan seenak hati kau bilang syukur?” omel Levy dan Angel kembali tertawa tanpa dosa. “Maaf, Levy. Yang tadi itu keceplosan.” “Bukan keceplosan! Tapi kebiasaan!" Angel menutup mulutnya yang nyaris terbahak. Usia Levy yang jauh di bawahnya, justru lebih serius menghadapi masalah. Sedangkan dirinya? Dirinya sudah lelah terjebak dalam sebuah keseriusan, sedangkan perasaanya justru selalu dipermainkan. “Oiya, Angel. Dengar-dengar, akan ada dosen baru yang menggantikan pak Marko.” Celetukan Levy selanjutnya membuat Angel yang sedang menggulung rambutnya ke atas, sontak menoleh dengan cepat. “Benarkah? Kau tidak salah mendengar informasi 'kan?" ujar Angel dengan tampang polosnya yang terkadang membuat Levy gemas. Sahabatnya itu sudah berumur 23 tahun, dan tentu saja menjadi mahasiswi tertua di kelas mereka yang rerata berusia 20 an. Saat dia bertanya kenapa Angel terlambat masuk universitas, Angel menjawab jika dia sibuk liburan, pun kedua orang tuanya sering sekali pindah kota karena tugas negara. Entahlah. Tidak ada yang tau bagaimana latar belakang kehidupan Angelina yang sebenarnya. Meski Angel adalah pribadi yang ramah, tetap saja Angel menutup rapat-rapat tentang keluarganya. "Kali ini tidak lagi, Angel. Bahkan satu kampus sudah mengetahui tentang berita itu. Kau saja yang ketinggalan berita.” “Asyikkk ...!” Levy mengusap dadanya. Demi apa, Angel berteriak kegirangan seperti itu sampai membuatnya terkejut? Lihat ‘kan sekarang mereka jadi pusat perhatian semua orang karena kehebohan sahabatnya itu? “Angel, bisa-bisanya kau berteriak kegirangan seperti itu?" Levy menarik tangan Angel pelan. “lihat semua orang melihat kita sekarang.” lanjutnya tetapi sahabatnya yang semakin hari semakin sinting itu justru tertawa kecil. “Tidak apa-apa. Biar mereka semua tau, kalau aku sedih setelah kehilangan pak Marko." “Tapi, beberapa detik yang lalu kau bersorak gembira, Angel. Ya Tuhan, tolong selamatkan aku dari manusia yang satu ini." Levy memijat pelipisnya pelan. Terkadang kerandoman Angel tidak melulu membuatnya kesal. Akan tetapi, membuatnya senang karena Angel sangat tau bagaimana menikmati kehidupannya. “Sejujurnya, yang membuatku senang setelah mendengar informasi ini adalah pak Marko tidak akan bisa membentakku lagi. Sedihnya, aku akan kehilangan pemandangan lahan indah di atas kepalanya yang tandus dan gersang. Padahal, pemandangan itu sangat menghiburku saat ngantuk. Kau tau sendiri, Levy. Betapa membosankannya dosen yang satu itu." “Ya Tuhan ...” Levy menelungkupkan wajahnya ke meja. Habis stok kata-katanya jika sudah berhadapan dengan Angel yang tidak bisa mengerem kata-katanya. Jika boleh, ingin sekali dia mendonasikan Angel ke kebun binatang sebagai makanan Singa. “Eh, sebentar lagi dosen baru yang menggantikan pak Marko akan mengajar di kelas ini." “Katanya, dia masih muda.” “Tampan dan keren pula.” “Semoga wajahnya masih sedap di pandang. Biar kelas tidak membosankan seperti biasa." Ruang kelas mulai riuh oleh obrolan para mahasiswi yang membicarakan dosen baru pengganti pak Marko. Mereka sudah tidak sabar untuk bertemu dengan dosen baru yang digadang-gadang akan menjadi idola baru. Sedangkan si dua manusia yang bernama Angel dan Levy, justru sibuk dengan dunia mereka sendiri. Levy yang sedang ribut mengerjakan tugas, dan Angel yang sibuk menggambar seperti biasa. Ya ... walaupun gambar Angel selalu tak jelas berbentuk apa. “Levy, aku ke toilet sebentar ya?" “Tapi sebentar lagi dosen baru itu akan masuk ke kelas kita, Angel!" cegah Levy. Namun, jangan panggil dia Angel jika tidak melakukan apapun semaunya sendiri. “Sebentar saja, Levy!" “Tapi—“ Angel bangkit dari duduknya kemudian pergi. Meninggalkan Levy yang harus mendesah kesal karena sikap Angel yang sulit menerima masukan ataupun peringatan darinya. Sampai akhirnya, perkataanya tadi benar terbukti saat pintu kelas yang tak tertutup rapat, diketuk sebanyak dua kali. Tok! tok! Ketukan pintu yang menggema memenuhi ruangan, sontak saja membuat suasana kelas yang sempat berisik menjadi mencekam seketika. Fokus mereka pun sepenuhnya teralih pada sisi pintu yang terbuka. Di mana, ada seorang pria bertubuh jangkung yang kini berdiri di pintu dengan pantofel mengkilapnya. Celana hitamnya ter setrika dengan sangat rapi. Bahkan kemeja putihnya seperti menyatu dengan kulitnya yang putih. “Permisi,” ucap pria itu sebelum kakinya jauh melangkah ke dalam kelas. Menimbulkan ketukan di lantai yang berhasil menghipnotis semua orang. Bagaimana tidak? Dia adalah dosen tertampan yang pernah ada di universitas. Levy hanya bisa menghembuskan napasnya pelan sambil celingak-celinguk tidak jelas. Jujur saja, kehadiran dosen tampan nan gagah memesona itu juga membuatnya terpaku. Akan tetapi, belum kembalinya Angel dari toilet sedang dosen itu sudah mengedarkan landangannya ke sekeliling ruangan, jelas saja membuatnya resah. Dia hanya bisa berdoa, semoga saja Angel tidak terkena masalah di hari pertama dosen baru itu masuk ke kelasnya. Siapa pun orangnya, tentu saja tak akan merasa senang jika dihari pertamanya mengajar sudah ada yang berani meninggalkan kelas, tanpa berpamitan pula. Dengan posisi tegap, dosen pria itu menyapukan pandangannya ke setiap sudut kelas yang akan sering dia kunjungi selama beberapa minggu ke depan. Memulai tantangan yang diberikan seseorang demi sebuah perusahaan yang harus dia dapatkan dan harus dia miliki segera. “Selamat pagi,” sapanya di tengah keheningan yang tercipta. Kaca mata hitam yang sebelumnya membingkai wajah tampannya, pun dia lepaskan. “Selamat pagi, Mr.” Seisi kelas kompak menjawab dengan pandangan yang tak lepas dari sosok rupawan itu. Apalagi saat melihat manik matanya yang Indah dan menenggelamkan bak samudera “Mulai hari ini, saya yang akan menjadi dosen kuliah matematika kalian,” ucap pria itu dengan wajah yang datar, “satu hal yang harus kalian ingat saat mata kuliah saya adalah, siapa pun yang terlambat memasuki kelas, maka bersiap saja untuk berdiri di luar ruangan dan tidak saya izinkan untuk mengikuti kelas saya. Selamanya!" Glek! Levy menelan salivanya kasar. Kepalanya mulai pening Karena lagi-lagi hal yang dia takutkan terjadi. Pikirnya, haruskah Angel masuk dalam list hitam, di hari pertama dosen muda itu mengajar? “Kenapa bangku itu kosong?” Levy tersentak. Jelas pertanyaan itu mengarah padanya dan mau tidak mau dia harus menjawab cepat sebelum dosen itu naik pitam. “Emm ... teman saya sedang ke toil—“ “Pindahkan bangkunya ke luar kelas sekarang!” Bukannya menerima alasan, dosen itu justru langsung membuat keputusan yang kejam. Tak mau terkena masalah juga, Levy dengan terpaksa memindahkan kursi Angel yang bernasib malang di hari pertama dosen itu mengajar keluar dari kelas. Membiarkan kursi itu tergeletak sendiri di sana dan berharap, pemiliknya segera datang kemudian minta maaf. Setelah mengeluarkan ancaman pertama, dosen muda itu pun menyapukan pandangannya ke seisi kelas. Dengan suara lantangnya, dia pun berkata, “Perkenalkan, nama saya Jim Luxander Michael. Lulusan terbaik universitas di Perancis. Mulai hari ini, jangan ada lagi yang terlambat dalam kelas saya jika tidak ingin bernasib sial!” Semua mahasiswa di kelas itu membeku di tempat. Harapan mereka sebelumnya pupus sudah. Ternyata dosen pengganti pak Marko yang ketus namun baik hati saat memberikan hukuman, justru sangatlah menakutkan. Pria itu tidak segan berbuat sadis dan sekarang, rasanya mereka ingin memutar waktu kembali. Sekalipun pak Marko si botak sering membentak, tetap saja pak Marko tidak pernah mengancam seperti yang dosen bernama Jim itu lakukan saat ini. “Setelah ini, katakan kepada pemilik bangku kosong itu untuk menemui saya setelah kelas selesai.” Jim membuat keputusan mutlak. Di hari pertamanya mengajar, sudah ada saja yang berani meninggalkan kelasnya dan tentu saja dia tidak akan segan memberikan peringatan keras kepada pemilik bangku itu, sekaligus menjadi peringatan keras untuk yang lainnya supaya mereka tidak berani macam-macam ataupun mengusik tugasnya. Hanya saja, dia sama sekali tidak menyangka, jika di hari pertamanya menjadi dosen di universitas, sudah ada seorang mahasiswa yang dia masukkan ke dalam daftar list hitamnya. Benar-benar hari yang menyebalkan! “Bisa-bisanya, mahasiswi itu mengacuhkan hari pertamaku mengajar?” Jim memutar tubuhnya kemudian duduk di kursi yang menjadi kursi kekuasaanya mulai sekarang. Ekor matanya yang sesekali melirik pintu, tentulah masih berharap jika mahasiswi yang sudah dia masukkan ke dalam list daftar hitamnya segera datang dan menghadapnya. Akan dia ajarkan, bagaimanan caranya menghormati dan disiplin diri. Lantas bagaimana Jim tau jika mahasiswa yang meninggalkan kelasnya adalah seorang perempuan? Tentu saja dari sampul buku gambar di atas mejanya yang bergambar putri salju. “Sekarang, mari kita mulai mata kuliah kita hari ini." Jim bersuara lagi dengan pandangannya yang menelisik tajam. Hatinya tengah berkomat-kamit untuk menyiapkan sebuah hukuman yang sekiranya membuat mahasiswi itu jera. Hanya saja, bagaimana jadinya jika siswi yang Jim masukkan ke dalam list daftar hitamnya adalah Angelina? Saudara perempuan kecilnya yang pernah Jim perlakukan tidak adil di masa lalu sehingga kehilangan masa depannya? Mungkinkah, kali ini takdir akan membuat mereka berdamai dengan menempatkan Jim di pihak si lemah? ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BELENGGU

read
64.6K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
7.8K
bc

The CEO's Little Wife

read
627.7K
bc

Revenge

read
16.1K
bc

After That Night

read
8.5K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.8K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook