Bab 10 Menimpa Tubuh Christian

841 Words
Christian Li mendesis dengan wajah dinginnya, lalu berucap, "Hanya selembar kertas saja, tidak akan membuatku terikat denganmu." "Tapi selembar kertas itu memiliki kekuatan hukum yang kuat. Statusku menjadi jelas dan hak-hakku dilindungi oleh kertas tersebut. Kau adalah suamiku. Aku sudah resmi menjadi Nyonya Muda Li, kau tidak bisa menyangkal itu." Christian Li menunduk, menarik seringai tipis, lalu berdecih. "Nyonya Muda Li." Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, kemudian dia mengangkat kembali kepalanya dan berkata, "Sepertinya kau suka sekali dengan statusmu itu." Aileen menegakkan punggungnya, lalu berkata dengan penuh percaya diri, "Tentu saja. Tidak semua orang bisa masuk ke keluarga Li dan menjadi istrimu." Jika bukan karena Christian Li lumpuh, mungkin saja dia tidak akan pernah bisa menjejakkan kaki di kediaman Li. Jangankan bermimpi untuk menikah dengannya, bahkan dilirik saja itu adalah hal yang mustahil. Jika pria itu tidak cacat, sudah pasti dia akan memilih wanita yang sebanding dengannya, yang memiliki latar belakang bagus serta fisik yang nyaris sempurna. "Baiklah. Mari kita lihat nanti, apa yang bisa kau lakukan dengan statusmu itu." "Yang pasti aku berhak atas dirimu dan juga berhak merawatmu selama aku menyandang status sebagai istrimu." Melihat Christian Li tidak membalas ucapannya lagi, Aileen kembali angkat bicara, "Aku hanya ingin merawatmu, tidak ada maksud lain. Jadi, jangan menolak bantuan dariku. Aku harap kau mengerti." Setelah mengatakan itu, Aileen meminta persetujuan pria di hadapannya itu. “Tuan Muda Li, apa sekarang aku sudah boleh membantumu pindah ke kursi roda? Tolong bekerja samalah denganku. Ini juga demi kebaikanmu." "Bagaimana kalau aku tidak mau?" tantang Christian Li dengan arogan. Aileen menghela panjang dengan wajah frustasi. Christian Li benar-benar menguji kesabarannya. Ingin sekali dia meneriakinya dengan lantang. Namun, dia sebisa mungkin dia tahan. Selain karena tidak ingin berdebat dengan suaminya, dia juga tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Jadi, dia memilih untuk sabar. Bagaimanapun, selama ini banyak wanita menghilang hanya karena menolaknya, bisa jadi dia juga akan tinggal nama, jika dia berani memancing kemarahan sang suami lagi. "Tuan Muda Li, aku mohon jangan mempersulitku. Aku tidak memiliki banyak waktu, karena aku harus pergi setelah ini. Jadi, aku mohon bekerja samalah denganku." Christhian Li menyipitkan matanya pada Aileen sesaat, setelah mendengar ucapan panjang lebarnya. "Kau ingin ke mana?” “Aku harus berkerja.” “Baru tadi kau bilang akan merawat serta mengurusku, tapi belum juga berlalu satu hari, kau sudah mau meninggalkan aku?" kata Christian Li dengan senyuman miring. Aileen kembali menghela napas, tapi sangat pelan, hingga tidak terdengar oleh Christian Li. "Aku bukan meninggalkanmu, aku hanya pergi bekerja. Setiap hari aku akan mengurusmu sebelum dan setelah bekerja. Setiap diakhir minggu, aku akan menemanimu seharian." "Bukankah kau sudah mendapatkan banyak uang dari wanita itu? Untuk apa lagi kau bekerja?” Aileen lagi-lagi menghela napas halus sebelum menjawab ucapan Christian Li. Kesabarannya benar-benar diuji oleh pria itu. Beruntung dia sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang selalu bersikap sinis padanya. Jadi, dia tidak terlalu mengambil hati sikap Christian. “Uangnya tidak ada padaku. Terserah kau mau percaya atau tidak.” Sebenarnya, dia tahu kalau Christian Li pasti tidak akan percaya, jika dia bilang tidak mendapatkan uang dari ibu tirinya, tapi setidaknya dia harus memberitahunya. Percaya atau tidak, itu kembali padanya lagi. Bukan lagi urusannya. “Jadi, kau sudah mengakui kalau kau orang suruhannya?” Aileen sebenarnya sangat penasaran, bagaimana pria itu bisa menebak dengan benar kalau rencana ibu tirinya untuk menguasai semua harta miliknya melalui dirinya. Wpa mungkin sebelum ini mereka sudah berebut hak waris setelah ayah Chrstian Li meninggal. Jadi, pria itu dengan mudah menebak jalan pikiran nyonya Caisa. “Terserah kau berpikir apa.” Dia tidak menyangkal karena kenyataannya dia memang orang suruhan ibu tirinya. Lebih tepatnya, dia terpaksa menjadi orang suruhan ibu tiri Christian Li. Jika saja bukan karena dijebak ayahnya, dia tidak mungkin menjadi alat nyonya Caisa. “Kau harus mandi sekarang, jika tidak, aku akan terlambat.” "Itu masalahmu, bukan masalahku." Christian Li berkata dengan acuh tak acuh, seolah tidak peduli dengan masalah Aileen. Semenjak lumpuh, pria itu memang sudah tidak peduli lagi dengan orang lain. Hatinya menjadi dingin, seolah sudah tertutup oleh bongkahan es sangat besar. "Maafkan aku, tapi aku benar-benar akan terlambat, jika kau tidak mandi sekarang." Tanpa memperdulikan Christian Li setuju atau tidak, Aileen membungkukkan tubuhnya ke depan, lalu melingkarkan tangannya di pinggang pria memiliki tubuh tinggi itu. "Aileen, kau berani—" "Kau boleh marah dan memakiku setelah ini, asalkan jangan melemparku dengan barang lagi seperti kemarin." Setelahnya, Aileen mencoba menggeser tubuh Christian Li sedikit demi sedikit ke tepi tempat tidur. Dia bisa merasakan tubuh Christian Li menegang saat tangannya dengan erat memegang pinggang pria itu. “Tolong pegang bahuku atau lingkarkan tanganmu di leherku agar aku lebih mudah mengangkatmu.” Entah sadar atau tidak, Christian Li dengan patuh mengikuti perkataan Aileen. Saat tubuh mereka berdua saling menempel, aliran hangat tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuh Christian Li dan juga Aileen. Ini pertama kalinya Christian berdekatan dengan wanita dengan posisi sangat intim setelah dua tahun lamanya. Saat akan mendudukkan Christian Li pada kursi rodanya, tiba-tiba saja Aileen kehilangan keseimbangan dan tubuhnya jatuh menimpa Christian hingga tubuh keduanya menempel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD