Iwa mengedipkan matanya beberapa kali, mulutnya terbuka dengan kedua bola mata yang membulat. Melihat Mahesa menyuguhkan dua tas kertas besar, dan lima buah yang kecil ke arah Iwa. Belum lagi yang di tangan Iwa sejak awal, menambah barang bawaan Iwa semakin banyak. “Ini, tolong pegang. Kamu masih harus memiliki ini.” Mahesa menyadarkan lamunan Iwa. Iwa langsung meraih pemberian Mahesa, Mahesa membalikkan badan dan mendekati sederet parfume yang ia datangi. “Kalau dari karaktermu, sepertinya, kamu cocok menggunakan ini.” Mahesa meraih sebuah parfume dalam kemasan kaca. Iwa mengendus wangi parfume yang Mahesa semprotkan ke sebuah kertas persegi. Iwa mengangguk, tidak pernah ia mencium wangi parfum selembut ini. Iwa langsung menyukai wangi pilihan Mahesa. “Dulu, Bapak pasti pengusaha pa